Chapter 26

20.6K 1K 25
                                    

Mana nih yg sering  ngeramein koment ko pada ga muncul ya,,kelelep dimana???cangcimen ku ga laku laku nehhhh,beliin donggg gahaha,kasian lho narve dan clo jualan tapi ga da yg beli ntr nangis lagi cowo gantengnya

________________________

Narve pergi kesebuah club malam,selain untuk merilekskan pikirannya yg bbrp bulan terakhir terkuras untuk mencari siapa orang yg mengikuti mereka. hampir  setahun ia habiskan namun belum cukup untuk mengetahui siapa dibalik semua ini,karna mengingat hanya ia dan prilly ditambah info dari orang suruhanya ,mungkin tak akan lama jika ia meminta bantuan ran dan lainnya atau ayhnya,tapi itu tidak ia lakukan sampai sekarang mereka masih menghadapinya berdua,selama bisa mengatasi masalah ini hanya berdua maka untuk memberitahu ran dan lainnya termasuk ayahnya itu akan menjadi pilihan terakhir mereka,lagipula tidak ada kejadian yg mmbuat mereka harus melapor pada ran dan lainnya ditmbah mereka berada dinegara berbeda alasan paling tepat tak ingin menyusahkan yg lain ,pikiran dan badan lelah mereka bertambah lagi dengan tugas kuliah menjelang skripsi arggghhh kepalanya seakan mau pecah,tak disangka kuliah yg mereka ambil 4tahun untuk meraih gelar sarjana bisa dirampungkan satu tahun lebih cepat mengingat kejeniusan yg mereka miliki

Narve duduk dibar didepan bartender,suara bising dari musik yg keras memekikan telinga tak membuatnya risih,bbrp teguk wine sudah melewati tenggorokannya,ia tak berniat mabuk mengingat ia membawa mobil sendiri,bbrp teman nya sudah bergrila dengan teman wanita mereka sedangkan narve lebih memilih melihat saja tidak berniat untuk bermain dan tidak berniat lama berada ditempat ini,ia masih ingat prilly diapartement meski ia yakin tak apa jika sendirian karna bukan sekali ini saja ia tinggal,namun tetap saja bukan alasan bagus jika mengingat ada orang diluar sana mengincar mereka sebagai kelemahan ayahnya,

Narve milirik jam ditangannya ,tak terasa sudah hampir jam dua dini hari,wow ia tak menyangka berada disni bisa membuatnya lupa waktu,keinginan untuk dua jam berada disini ternyata dua kali lipat tak terasa,ia segera bergegas keluar dari tempat ini setelah bbrp gelas minum dan berdisko ria,kepalanya sedikit pusing karna pengaruh alkohol tapi ia rasa masih sanggup untuk mengemudi

Jalanan di kota ini memang hampir tak pernah sepi,mobil yg dikendarai narve sedikit oleng pengelihatannya membayang. sedikit kesadaran ia masih berusaha untuk tetap fokus dengan pandangan jalan didepannny

Tittttttt

Narve mengerem mendadak ketika sebuah mobil menyalip dari belakang dan berhenti didepan mobilnya,dengan keadaan setengah sadar tak iingin membuat keributan ia berusaha memundurkan mobilnya berjalan menjauh ketika melihat bbrp orang keluar dari mobil didpannya,bukan pilihan bagus jika ia mencoba melawan bbrp orang pria besar yg keluar dari mobil,narve memutar otak setidaknya ia berusaha menghindar,tapi sepertinya tidak

Dorr

Narve mengumpt kasar ketika salah satu dari pria itu menembak kaca depan mobil tepat sebelum ia memutar stir,beruntung ia menghindar dari peluru yg menembus''sial,mereka mau bermain rupanya'' dengan keadaanya sekarang narve sadar tidak mudah untuk berkonsentrasi melawan bbrp pria yg sudah menghadangnya yg masih betah didalm mobil

Tak ada pilihan jika ia tak melawan maka paling parah ia perkirakan tubuhnya akan berakhir di tempat sampah,narve mendesis melihat bbrp pria tertawa mengejek melihat kearahnya,iapun  meraih sebuah pistol  dibawah joknya kemudian ia selipkan disaku jaketnya,sebagai cadangan saja karna sebuah pistol sudah terselip dibelakang baju yg selalu ia bawa ketika berada diluar apartement,berbeda dengn prilly yg memilih sering membawa pisau kesayangannya di balik bots yg ia pakai.narve keluar dari mobilnya dengan tenang tak mengindahkan tatapan menghabisi dari pria yg sudah mengelilinginya,ia sempat melihat dari sudut matanya pria pria ini masing masing sudah mengantongi pistol,ia yakin ia tak di buat mati karna jika ia tak bernyawa maka tak ada alasan utk mengancam ayahnya jadi para pria ini hanya disuruh untuk membwanya dalam keadaan bernapas meski babak belur,sebelum itu terjadi narve akan membuat mereka tak bernapas lebih dulu,tak mau membuang waktu dan kesempatan sebelum para pria itu maju selangkah. dalam hitungan detik

MGID 1(EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang