Bagian 1

87.8K 2.4K 28
                                    

SMA Gempita yang beberapa waktu lalu nampak sepi kini kembali di ramaikan siswa siswi. Liburan semester telah usai, murid kembali dengan aktifitas sekolah mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.05, hari pertama sekira nampak wajar jika murid masih berada di luar kelas. Bahkan ada yang baru turun dari kendaraan yang mereka tumpangi.

Prilly salah satunya. Siswi berparas cantik tapi jutek ini baru saja menginjakkan kaki di lapangan parkir sekolahnya. Beberapa murid yang ada disekitarnya secara reflek menoleh, si gadis berkuncir kuda itu melenggang acuh dengan balutan jaket tersampir dibahu juga earphone merah menutup telinga. Gaya acuh dan cuek kadang menjadi magnet untuk para siswa yang memang suka menggoda, namun menjadi bisikan cibiran untuk siswi yang suka bergosip ala anak manusia. Tapi yah, Prilly namanya, semua yang tidak berpartisipasi dalam membuatnya bernapas dianggapnya cicak cicak di dinding. Tidak berguna.

Sampai dikelas Prilly melempar tasnya keatas meja. Dia duduk disana dengan hembusan napas panjang. Lagi lirikan tidak sopan diatensikan untuk si gadis dingin -katatemannya- di abaikan.

"MORNING ALL!!" Seruan nyaring diambang pintu kelas membuat terkejut. Prilly yang masih memakai earphone bahkan mendengarnya. Dia hanya melirik sekilas mengabaikan siswi yang tadi berteriak kini tersenyum lebar hingga duduk disebelahnya.

Membuat kejutan untuk Prilly dengan memeluknya. Si gadis berambut hitam berseru lagi.

"Prilly!! Gue kangenn."

Prilly mendesis merasa tercekik saat pelukan dilehernya menguat. Mengerti, gadis yang mengaku namun tidak diakui Prilly sebagai sahabatnya melepas dan menatapnya masih dengan cengiran lebar. Hanya sesaat karna setelahnya kata kata sadis Prilly membuatnya cemberut memaki.

"Go to hell, Dena. "

                              *****

Dena Anggara. Entah berpikir seperti apa otaknya hingga tidak terpikir untuk menjauhi si gadis irit bicara, dingin, jutek dan sedikit ekspresi. Semenjak kelas sepuluh, dia nampak tertarik untuk menjadikan Prilly sebagai temannya. Hingga kini menjadi sahabatnya, meskipun nyatanya Prilly sangat jarang memperlakukannya sebagai teman apalagi sahabat. Miris memang tapi lama kelamaan Dena kebal juga.

"Pril, kemaren gue kan ke Bali tuh sama Revin. Gue jera loh ngajak liburan kesana lagi. Banyak cewe gatel, Revin gak berhenti jelalatan, udah gue wanti-wanti diawal tetap aja."

Seperti biasanya. Dena bercerita panjang kali lebar kali tinggi tapi tak ada tanggapan berminat dari Prilly. Gadis itu hanya diam bertopang dagu menatap buku pelajaran tanpa sedikitpun membacanya. Hanya melihat kertas putih bertinta hitam tersebut.

Dena kebal. Prilly apalagi. Ya pertemanan yang aneh.

  
____

Geezzz.. Hai kalian yang masih betah dilapak ini?? Salam kenal ya *watados *sksd *pasangperisai

Saya cuma ngabulin permintaan anak-anak manusia yang minta cerita ini di post ulang. Bahkan ada yang nanya bentuk novelnya.. Wihhh jadi pengen bikin hahayyyy..

Tangan saya luka tapi kebelet pengen nulis.. Coment lagi yaa biar rameee..

Permisi **kaburrr

30.11.2016

By J.Ra

MGID 1(EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang