Chapter 14(Re-post)

21.6K 1.1K 6
                                    

#edisirombak...
_______________

Setelah gagal membujuk ali ,sesampainya dirumah raja meminta tolong ke bi sari agar menolongnya dalam menuntaskan perintah dari ran untuk menjaga prilly

sebelum makan malam raja menghampiri prilly dikamarnya diikuti bibi yang membawakan nampan berisi makan malam.selesai makan ia membantu prilly mengganti perban dikepalanya diselingi sedikit mengobrol.awalnya prilly tidak ingin memakai perban lagi tapi raja berkeras hingga mengeluarkan ancaman telak yang tidak bisa dibantah prilly

''Luka gue udah kering,jadi ngga perlu pake perban lagi''tolak prilly saat melihat raja mengambilkan perban baru untukknya

Raja mengangkat bahu acuh ''terserah sih,tapi gue bakalan kabur kalo ran datang dipagi buta dan ngamuk disini'',prilly hanya mendengus kasar tak lagi menyahut.melihat itu raja tersenyum'puas

Kena lo!!

Setelah bersiap siap dengan segala macam titik bengek untuk berangkat sekolah,raja keluar kamar menuju ruang makan.sebelum menuruni tangga ia berhenti sejenak didepan pintu kamar prilly yang tertutup rapat

''Ka,gue mau berangkat,sarapan bareng ngga nih?"seru raja tanpa mau repot mengetuk pintu.tidak ada sahutan dari prilly membuat nya mengangkat bahu
''Dia kan ngga masuk sekolah,mungkin ngebo''acuhnya seraya berjalan menuruni tangga

''Den raja ,non prilly nya ngga ikut sarapan''tanya bi sari bingung melihat raja turun dari tangga sendri

''Mungkin masih tidur bi,lagian dia juga ga boleh masuk sekolah dulu''jawab raja seraya menyantap nasi goreng yang disajikan.bi sari kembali melanjutkan pekerjaannya meninggalkan raja dimeja makan

Sebelum raja beranjak dari duduknya,bi sari menghampiri ''non belum turun juga?,ngga biasanya jam segini belum keluar''ucap bibi tanpa menyembunyikan kekhawatirannya

Raja menghela napas,ia sadari itu sejak tadi ,''dia belum fit bi,nanti antarkan sarapan kekamarnya aja,raja berangkat dulu,klo ada apa apa telpon raja,ok?"pesan raja menyampirkan ransel dipunggungnya dan segera berangkat

Sudah jam sebelas siang,namun prilly tak kunjung keluar kamar.tadi pagi tak lama setelah raja berangkat bibi mengetuk pintu kamarnya untuk mengantarkan sarapan tapi prilly tidak mengijinkannya masuk dan menyahut tanpa membuka pintu

''Saya masih mau tidur bi,nanti saja makannya'' perintah prilly tidak bisa dibantah bi sari

Terlalu lama menjadi pengasuh prilly dan adiknya.bi sari sangat tau bagaimana sifat dan sikap keduanya. Apalagi saat mereka sakit,terlebih prilly yang hampir tidak pernah memanjakan diri meski sedang dalam keadaan drop sekalipun.tapi sekarang entah mengapa perasaan bibi tidak enak

Menjelang makan siang,prilly sama sekali tidak ada tanda tanda jika akan keluar kamar,beberapa kali bibi mencoba membujuk makan tapi prilly menyahut dengan jawaban sama,bibi pun mulai khawatir,dengan sedikit memaksa dirinya bibi kembali  mengetuk pintu beberapa kali namun tak kunjung ada sahutan dari dalam,memanggil nona rumah tersebut namun tak ada jg prilly menyahutnya,bi sari memegang knop pintu yang tidak terkunci

''Non,sudah waktunya makan siang,non masih tidur?" bi sari mendekati ranjang untuk membangunkan prilly yang berbaring dengan mata terpejam dan badannya tertutup selimut hingga dada

Merasa tidak ada tanggapan ,bi sari memberanikan diri mengecek temperatur badan prilly yang nampak lebih pucat,sentuhan punggung tangan bibi didahinya membuat prilly tersentak dari tidur

Perlahan ia membuka mata yang terasa berat mendapati wajah cemas bi sari ''badan non panas sekali,non demam dan harus segera minun obat''

''Ini sudah biasa,berikan obatnya biar saya minum'' ujar prilly berusaha bangun,melihat itu bibi segera membantunya

MGID 1(EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang