01. IS : Satu Milyar

1.9K 44 0
                                    

Seorang gadis dengan pakaian pengantin sedang berlari. Sebut saya namanya Alisa Anindita, dia kabur dari kejaran para anak buah juragan Hendro. Ya, dirinya dipaksa ayahnya untuk menikahi pria paruh baya agar bisa melunasi hutang ayahnya itu.

Dengan gaun seperti itu Alisa kesulitan untuk lari dengan cepat, dirinya sudah tidak kuat lagi berlari, napasnya terengah-engah.

Bruk!

Gadis itu terjatuh, ia tersandung batu kecil yang berada di jalanan. Kini anak buah juragan Hendro bersama juragan Hendro juga sudah berdiri tepat di belakang Alisa.

"Tangkap gadis itu!" perintah Hendro dengan tegas kepada anak buahnya, mereka pun mematuhinya.

"Ah, tidak. Lepaskan aku!" teriak Alisa sambil meronta-ronta agar bisa terlepas. Namun nihil, karena kekuatan Alisa jauh lebih lemah dari para pria yang bertubuh kekar.

"Tolong!"

"Haha, silahkan berteriak semaumu. Di sini tidak ada siapa-siapa. Sebentar lagi kau akan menjadi istriku, cantik." Hendro berucap sambil menyentuh pipi Alisa.

Alisa mengalihkan pemandangan, ia merasa risih pipinya disentuh oleh pria dihadapannya itu.

"Lepaskan aku sekarang, aku mohon ... berikan aku kesempatan, aku akan membayar hutang ayahku itu," ujar Alisa, memohon.

"Tidak bisa!" tegas Hendro.

"Bawa dia kembali ke rumah, aku akan menghukumnya terlebih dahulu sebelum menikahinya."

"Tidak, siapa pun tolong aku," ujar Alisa, ia berharap ada seseorang yang menolongnya.

"Lepaskan gadis itu!" Suara bariton dari seorang pria menghentikan langkah kaki mereka.

"Jangan ikut campur, sana pergi, ini urusan kami!"

Pria yang tampan dan menawan, dengan tinggi badan yang ideal. Pastinya sangat digilai oleh banyak wanita.

Pria itu tersenyum kecut. "Aku akan membelinya seharga satu milyar, apakah cukup?"

Tanpa berpikir panjang, pria itu langsung berucap tanpa seizin Alisa. Alisa tidak suka itu, karena dia bukan barang yang harus diperjual belikan begitu saja.

"Maaf, aku ini bukan barang, Tuan."

"Diamlah!" bentak Hendro.

"Baik, aku setuju, tapi kau harus memberikan uang itu sekarang juga," lanjut Hendro.

"Tentu." Pria tersebut mengambil secarik kertas di dalam saku jasnya. Kertas itu berupa cek, ia memberikan cek itu kepada Hendro. Hendro mencoba melihat-lihat cek tersebut terlebih dahulu, cek itu asli atau tidak.

"Baiklah, ini asli. Sekarang, dia menjadi milikmu. Lepaskan dia!" ujar Hendro.

Anak buah Hendro pun melepas Alisa, gadis itu memegang lengannya yang agak sakit karena anak buah tadi terlalu keras memeganginya.

"Dengar, aku tidak mau berhutang budi dengan seseorang. Aku akan melunasi uangmu itu!" tegas Alisa yang ingin beranjak pergi, tapi tangannya dicekal oleh pria itu.

"Nona, urusan kita belum selesai. Kau tidak akan bisa melunasi uang itu," ujar Pria itu.

"Beri aku waktu, aku akan melunasinya."

"Jadilah pembantuku dan aku tidak akan menagih uangku itu," ucapnya sambil tersenyum licik.

"Apa?! Tidak, aku tidak mau. Jangan khawatir, aku akan mengembalikan uangmu itu secepat mungkin."

"Tiga hari, apa kau sanggup?!" tanyanya, sedangkan gadis itu kaget bukan main mendengar perkataan sang pria.

"Apa? Itu tidak mungkin. Bagaimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu tiga hari?"

IM SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang