Happy reading ya.
Tepat pukul 08.25 am. Alisa dan Zain telah duduk bersama di pinggir lautan Maldives. Dengan sajian makanan yang begitu menakjubkan. Keduanya sarapan bersama di sana, sambil menikmati indahnya surga dunia.
“Jadi ini kejutannya, Mas?”
“Engga, bukan ini. Kejutannya akan ada di penghujung acara,” jawab Zain santai sambil memakan sarapannya.
“Kamu tinggal diam aja, nikmati suasananya ya sayang.”
“Ih, gak seru. Boleh beritahu apa kejutannya?” Alisa sungguh penasaran.
“Kalau diberitahu namanya bukan kejutan dong, sayang.”
Usai berbincang-bincang sebentar, mereka melanjutkan sarapan dengan tenang. Hanya ada suara dentingan sendok di antara mereka. Di tempat itu, tak hanya mereka saja. Banyak sekali wisatawan yang bersenang-senang. Ada yang sarapan seperti mereka, ada juga yang sedang bermain di pinggir pantai, dan tak jarang juga yang berenang di pantai tersebut.
(Cr. Pinterest)
“Sayang, kamu bisa bersepeda kan?” tanya Zain di saat melihat ada sepasang kekasih yang bersepeda.
“Iya, emangnya kenapa ya mas?”
“Ayok ikut aku.” Zain memegang pergelangan Alisa, ia membawa gadis itu ketempat peminjaman sepeda. Seperti ini tempat ini memang disediakan untuk para wisatawan.
Zain sengaja tidak membawa tour guide agar mereka berdua bisa bebas menjelajahi pulau ini. Zain telah menyewa dua sepeda, terdapat nomor 304 di sepeda mereka. Mereka berdua menaiki sepeda masing-masing. Seperti anak SD, keduanya saling kejar-kejaran dengan mengayuh sepeda. Saat ini Zain lebih unggul, Alisa masih jauh di belakangnya.
“Ayo sayang, kejar aku,” teriak Zain di tengah-tengah menaiki sepeda.
“Tungguin dong mas, kamu mengayuhnya cepet banget!” teriak Alisa.
Tak mau kalah dengan Zain. Kini ia mempercepat ayuhannya. Namun, tiba-tiba seorang pria tak sengaja melintas di depannya, membuat gadis itu harus mengerem mendadak sepedanya.
Bruk!
Naasnya Alisa tak sengaja menabrak batu demi menghindari pria tadi. Alhasil iapun terjatuh bersama sepedanya.
“Aw,” ringisnya, ia terjatuh di atas pasir. Pria seumuran Zain itu terlihat membantu dirinya, ia bahkan menstandarkan sepeda milik Alisa.
Sebuah tangan terulur di depan Alisa sambil berucap, “I'm sorry, are you okey?” Pria itu berjongkok di depan Alisa menatapnya dengan cemas.
“Yes, i'm fine. Don't worry.” Alisa membersihkan debu yang menempel di kakinya.
“Tapi kaki kamu—”
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY
Romantizm"Jika bukan karena aku membutuhkan biaya operasi adikku, aku tidak akan pernah mau menerima tawaran ini."-Alisa Anindita. "Jangan pernah mengharapkan cinta dariku, karena wanita yang kucintai bukanlah dirimu."-Zain Aditya Raharja. Menjadi istri dari...