Hello, i'm comeback:)
Langsung saja ya, happy reading..***
Alisa mengajak suaminya pergi keluar untuk membeli makanan. Tempat yang dituju Alisa adalah pedagang kaki lima yaitu penjual nasi goreng. Perjalanan mereka telah menghabiskan 20 menit, sedari tadi Zain ngedumel tidak jelas.
"Nah, itu dia penjualnya," ucap Alisa sambil menunjuk ke arah pedagang kaki lima yang tengah ramai itu.
"Kita beli ke tempat itu?" tanya Zain tak percaya, lalu dibalas anggukan oleh Alisa.
"Kalau mas tau belinya di komplek sebelah, mendingan tadi mas bawa mobil. Lihat, sudah dua puluh menit lebih perjalanan kita," jawab Zain sambil melihat arlojinya.
Alisa tak mengubris perkataan Zain, ia langsung berlari ke arah penjual nasgor.
"Bang, nasgornya lima ya dibungkus," pinta Alisa pada penjual nasi goreng.
"Dua saja Pak," sahut Zain yang tiba-tiba berada tepat di samping Alisa.
"Ih, lima kali mas. Lima bang bukan dua," ucap Alisa.
"Dua Pak dibungkus, jangan pedulikan omongan dia, biar saya aja yang ngurus." Zain pun menarik tangan Alisa ke tempat yang disediakan.
"Siap mas, ditunggu ya," jawab Abang tukang nasgor.
"Udah, kamu duduk manis aja di sini." Zain mendudukkan Alisa di kursi yang disediakan.
"Mas tadi kok pesennya dua sih, teman mas gimana?"
"Udah biarin, mereka gak penting. Lebih baik kita habis waktu bersama. Jarang banget kan kita keluar seperti ini?"
"Iya sih, tapi kan bisa lain waktu aja. Kasian temen mas."
Cup!
Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Zain mengecup pipi Alisa. Keheningan menyelimuti keduanya, Zain menatap lekat wajah istrinya. Sesaat lamanya, Alisa pun tersadar lalu memukul lengan Zain, yang dipukul pun meringis kesakitan.
"Mas apa-apaan sih, ini di tempat umum. Kalau ada yang lihat bagaimana?" ujar Alisa merenggut kesal.
"Mana, hm? Cuma ada kita berdua, sama enam orang yang sibuk makan."
"Abang nasgor?"
"Dia kan sibuk buat nasi goreng. Lagi ya?" ujar Zain seraya hendak mencium Alisa lagi. Namun, dihentikan oleh istrinya tercintanya.
"Engga boleh nakal, nanti aja di rumah," jawab Alisa sambil berkekeh kecil.
"Baiklah istriku tersayang, lihat saja mas akan menerkammu nanti di rumah."
"Nunggu tangan mas sembuh, mas gak akan bisa memakanku dengan tangan yang diperban sebelah," jawab Alisa cengengesan.
"Oh ya, nanti sebelum kita pulang, mas mau mampir ke supermarket yang kita lewatin tadi."
"Mau ngapain?"
"Beli susu, sayang."
"Tumben."
"Kenapa? Gak boleh ya? Kalau gitu mas nanti beli alkohol aja."
"Eh, jangan dong mas. Gak baik tau."
Tak butuh waktu lama, penjual pun memberikan pesannya mereka. Setelah membayar dengan uang Alisa, Zain dan Alisa pun berjalan untuk pulang. Usai berjalan sepuluh menit, mereka pun sampai di tempat yang Zain inginkan. Zain mengambil troli, Alisa terlihat bingung, karena tadi Zain bilang mau beli susu saja, seharusnya tidak usah bawa troli.
Zain berjalan menuju lemari es, diikuti Alisa yang berada di belakangnya. Zain memasukkan susu bervarian rasa ke troli, ditambah beberapa coca cola.
"Kamu lebih suka susu pisang atau stoberi?" tanya Zain menatap istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY
Romance"Jika bukan karena aku membutuhkan biaya operasi adikku, aku tidak akan pernah mau menerima tawaran ini."-Alisa Anindita. "Jangan pernah mengharapkan cinta dariku, karena wanita yang kucintai bukanlah dirimu."-Zain Aditya Raharja. Menjadi istri dari...