25. IS : Kecelakaan Pesawat

234 11 1
                                    

Hai... Apa kabar kalian?
Semoga semuanya baik-baik saja ya.

Jangan lupa like, comment and follow ya. Terima kasih.

Happy Reading!

***

Zain dan Alisa sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Alisa mengikuti Zain yang sedang menyeret koper. Setelah melewati security scan, mereka pun menuju ke lobby. Usai melewati berbagai prosedur dan check-in, kini mereka sudah duduk nyaman di pesawat. Zain langsung memakai Seat Belt begitu juga dengan Alisa yang duduk di sampingnya.

Pesawat mereka telah lepas landas, kini Zain dan Alisa telah berada di atas awan. Tak langsung terbang ke Maldives, mereka akan transit terlebih dahulu di Singapore, kurang lebih tiga jam perjalanan untuk sampai ke sana.

Saat ini Alisa tengah menatap langit ke arah luar kaca jendela di sampingnya, melihat itu Zain segera mengeluarkan kamera dan segera memotret istrinya.

“Ish, mas ngapain sih? Jangan macam-macam ya?” Alisa yang menyadari sedang dipotret pun langsung berucap.

“Macam-macam yang seperti apa, hm? Apa seperti ini?”

Zain memajukan dirinya ke arah Alisa, mendekatnya wajahnya ke wajah Alisa yang tengah terkaget. Kini wajah mereka hanya berjarak beberapa centi. Mungkin saja Zain mendengar detak jantung Alisa yang berdegup dengan kencang.

“Apaan sih mas.” Alisa mengalihkan pandangannya dengan gugup, tapi Zain malah menarik dagunya hingga mereka kembali berharapan.

“Permisi, Tuan. Apa kalian ingin meminum sesuatu?” tanya seorang pramugari yang tengah menghampiri mereka.

Zain segera menjauh dan kembali ke posisi awalnya, memasang muka datar. Begitu juga Alisa yang langsung memperbaiki posisi duduknya.

“Tidak, nanti saja.” Begitu ucapan Zain, datar.

“Maaf, karena telah menganggu waktu kalian, panggil saja aku jika kalian membutuhkan sesuatu.” Pramugari itu tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka.

Zain dan Alisa sangat paham jika menawarkan minuman bukanlah tujuan utamanya. Ayolah, wanita mana yang tak tertarik dengan pria tampan seperti Zain. Pramugari itu bahkan sempat mengedipkan sebelah matanya pada Zain tadi. Tapi Zain tidak peduli, justru malah Alisa yang jadi kesal terhadap pramugari itu.

***

Alisa terbangun setelah tiga jam tertidur usai transit dari Singapore. Tanpa sadar, ternyata ia tertidur di bahu Zain. Dan entah sejak kapan tangan mereka saling gandengan. Diliriknya, pria tampan di sampingnya itu masih tertidur, telinganya terpasang earphone yang terhubung pada MP3 Player.

Seketika para pramugari terlihat berlarian cemas, bahkan ada juga yang menangis. Tak hanya pramugari, penumpang yang lain pun terlihat ketakutan. Tak lama kemudian, terdengar pemberitahuan oleh pramugari, diminta untuk semua penumpang agar tidak panik dan segera mengenakan alat keselamatan masing-masing.

Bukannya tenang, hal itu justru membuat semua penumpang semakin cemas. Jantung Alisa semakin berdetak kencang, diguncangnya tubuh Zain hingga terbangun.

Ditatapnya Alisa yang menatapnya cemas, Zain melihat sekeliling yang terjadi keributan dan kepanikan.

“Ada apa ini?” tanya Zain.

IM SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang