"Bi, bangun. Mau ikut, tidak?."tanya Eunha
"Kemana? Sekarang hari minggu."
"Jogging.. ayo bangun. Umji dan appa sudah siap."
"Kalian saja, aku tidak mau.""Eunha... ayo kita pergi!!."seru ayahnya
"Ne appa.""Kalau tidak mau jogging. Bantu eomma di dapur."
Sinbi semakin mengeratkan selimutnya.
"Aishhh... bereskan kamarku saat kamu bangun nanti."Eunha sedikit kesal dan pergi
Sinbi tersenyum setelah mendengar pintu kamar yang di tutup.
"Sinbi, bangun!. Eomma tahu kamu sudah bangun."
"Shireo."
"Ayo bangun. Eomma sudah membuat roti panggang. Setelah itu kita pergi."
"Kemana?."
"Ke pasar."
"Untuk apa ke pasar?. Sinbi ngga mau."
"Ayo... nanti eomma teraktir sepuasnya."Sinbi langsung bangun, jajanan pasar pasti enak. Dia mana mungkin menolaknya.
"Mau ikut?."
"Nde... aku cuci muka sebentar."******
Yul dan kedua putrinya masih pemanasan di halaman depan rumah mereka. Eunha sesekali harus berolahraga, dan Yul yang selalu menemaninya saat libur.
"Kami pergi ke pasar. Kalau kalian pergi jangan lupa tutup pintunya dengan benar."pesan Yoona
"Tadi aku bangunkan susah. Pasti eomma nyogok nih."celetuk Eunha
Sinbi menampilkan wajah masa bodohnya. Dia dan ibunya lalu pergi.
"Ayo kita mulai jogging juga. Jadi setelah mereka pulang, kita juga selesai."
Mereka berjalan dengan pelan, lalu mulai berlari setelah berada di taman komplek. Semua baik-baik saja, sampai akhirnya...
"Eunha, waeyo?."tanya Yul khawatir, "sesak?."
Eunha mengangguk, "Sedikit."
Yul berjongkok di depan Eunha. "Naik ke punggung appa. Kita pulang sekarang."
"Umji, ayo kita pulang."
"Kita baru setengah jam disini. Eonni kenapa?."tanya Umji
"Kita pulang ya."bujuk Yul lagi
"Appa pasti capek. Mian."sesal Eunha, "aku sudah merasa lebih baik. Turunkan aku."
"Anni, appa masih sanggup."
Umji berjalan di belakang mereka. Masih sedikit kesal karena mereka baru jogging sebentar.
Seorang pengendara sepeda berhenti di dekat mereka.
"Samchon, Eunha kenapa?."
Yul mengeryit melihat pria yang bertanya padanya.
"Saya anak tetangga di seberang rumahmu. Nama saya Sowon."jelas Sowon
"Sowon juga teman sekolahku, appa."ujar Umji, "Kakakku asma-nya sedikit kambuh, jadi saja appa mengendongnya."jelasnya pada Sowon
"Kalau begitu, naik sepedaku saja."tawar Sowon, "Tapi mungkin sedikit canggung karena harus duduk di depan. Maaf kalau saya lancang."tambahnya karena Yul masih menunjukan wajah yang kurang bersahabat
"Appa, aku bersama Sowon-ssi saja."
Eunha memaksa turun dari gendongan ayahnya.
"Hati-hati sayang."
Sowon melajukan sepedanya dengan pelan. Bukan hanya karena dia memboncengi Eunha saja. Tapi karena Yul juga berlari untuk menyamai laju sepedanya, dia tetap berlari meskipun tidak terkejar.