Part 07 : Krystal

445 66 10
                                    

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?."tanya Yoona
"Kami membicarakan soal mimpi."jawab Seohyun
"Dia mengatakannya padamu? Mimpinya tentang fashion desainer?."tebak Yoona
"Anni. Dia punya mimpi yang lain."bohong Seohyun
"Kau tidak bisa berbohong padaku, Seohyun-ah. Tapi ya sudahlah, anggap saja kau jujur. Tapi tolong jangan memberi dia harapan, oppa tidak akan pernah menyetujuinya."balas Yoona

"Kenapa sampai tidak boleh? Apa itu karena sama seperti...-."
"Geuman, pembicaraan kita akan menyebar kemana-mana. Aku tidak ingin Eunha mendengarnya. Mungkin sebaiknya kau berhenti mengajari anakku."

"Kita sudah terikat kontrak."
"Aku bisa membayar dendanya."
"Kau ini masih Lim Yoona yang aku kenal 'kan?."
"Kau ini bicara apa?. Aku Lim Yoona yang biasa."

"Eonni, kau akan terus seperti ini?."tanya Seohyun lebih serius dengan mengubah panggilannya pada Yoona
"Pergilah!."usir Yoona

"Eonni, sampai kapan kau hidup seperti ini?."
"Pergi!!. Aku akan membayar gajimu dan juga dendanya. Jangan kembali lagi kesini."
"Baiklah kalau itu yang eonni mau."

"Aniya... sonsaengnim tidak boleh pergi."tolak Eunha

Eunha berjalan pelan menghampiri Seohyun dan langsung memeluknya. "Hajima!!."

"Eunha, kemarilah."perintah Yoona

"Shireo!!. Aku sudah bilang pada eomma kalau aku yang salah. Aku menangis karena rasa takutku sendiri. Bukan karena sonsaengnim!!. Aku tidak akan mau belajar lagi kalau itu bukan Jung sonsaengnim!."tolak Eunha

"Sayang, sonsaengnim besok kembali lagi. Sekarang kamu istirahat saja."
"Yagso?."

Seohyun terkekeh mendengarnya, dalam satu hari mereka berjanji dua kali.

"Ne, yagso."

Seohyun melepaskan pelukannya, dia lalu membungkuk sedikit pada Yoona sebelum pergi.

"Kamu menyukainya Eunha-ya?."tanya Yoona sedikit waswas
"Tentu aku menyukai sonsaengnim. Dia guru private yang paling baik, diantara yang lain."
"Hanya rasa kagum 'kan?."
"Memangnya menyukai itu sama dengan rasa kagum?."

Yoona sedikit merasa lega karena Eunha masih polos. Tapi dia juga takut kepolosannya ini disalahgunakan.

******

"Jadi kalian kembar? Kalian tidak mirip sama sekali."
"Itu karena kami bukan kembar identik. Aku juga punya satu kakak. Kami kembar tiga, dan tidak ada yang mirip satupun."

"Daebak, pasti menyenangkan punya dua saudara kembar."

Sinbi terpaksa menceritakan semuanya kepada Eunseo. Karena dia sudah terlanjur melihat. Mereka sedang duduk di sudut lapangan, Sinbi menghindari tempat yang ramai untuk bercerita.

"Jadi tolong rahasiakan hal ini."
"Tenang saja, kau bisa percaya padaku."

Sebuah bola bergulir ke kaki Sinbi.

"Sinbi-ya... bisa kau lempar itu."

Sinbi mendelik pada pria yang berseru padanya, Sowon sedang bermain basket bersama teman-temannya.

"Sinbi-ya!!."
"Sebentar."

"Kau mengenalnya?."tanya Eunseo
"Dia tetanggaku."
"Heol... hidupmu sangat bagus."
"Apa maksudmu?."

Sinbi tak terima disebut seperti itu. Eunseo belum tahu ayahnya yang semena-mena.

"Kau berbakat, cantik, punya saudara kembar, dan dekat dengan namja populer seperti Sowon."

"Dia? Namja seperti itu populer? Yang benar saja!."Sinbi tak percaya

"Kim Sowon terpilih jadi kapten tim basket untuk semester ini. Tim basket sekolah kita memiliki prestasi yang bagus. Dan lagi dia pintar, tampan, dan senyumannya juga manis."jelas Eunseo
"Sadarlah!!.. dia tidak sebaik itu. Dia cerewet dan terkadang menyebalkan."timpal Sinbi
"Masa sih?."
"Apa aku terlihat berbohong?."

Twins (ViViZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang