Part 11 : Kembali Sekolah

339 58 13
                                    

"Krys, satu-satunya syarat dari Yoona saat akan menerima anak-anak hanya itu. Jadi aku mohon, jangan ungkit yang lain. Mereka besar bersama Yoona, dan hanya dia satu-satunya ibu mereka."

"Kalau aku tidak boleh membawa mereka, setidaknya biarkan mereka tahu yang sebenarnya."

"Kau mengerti maksudku di awal 'kan?. Hanya Yoona. Tidak ada yang lain. Aku rasa itu sudah cukup jelas."

"Oppa... aku..."

"Sudahlah Krys, tolong jangan ganggu kami lagi."

Yul pergi lebih dulu, tapi Krystal belum menyerah dan tiba-tiba memeluknya.

"Orang-orang melihat kita. Lepaskan."desis Yul

"Aku tahu kau masih punya perasaan. Jadi tolong pertimbangkan lagi. Aku juga tidak akan memisahkan kalian, sungguh."

Yul berusaha keras melepaskan pelukan dari Krystal. Tapi dia tak sadar ketika Krystal memasukan sesuatu ke dalam saku jas-nya.

"Aku tidak mau kehilangan mereka. Jadi aku tidak akan berubah pikiran."

Yul pergi meninggalkan Krystal, sedangkan Krystal kembali duduk di kursinya. Tidak peduli orang-orang melihat aneh padanya. Dia bahkan dengan tenang meminum lagi kopi miliknya.

"Ck... aku sudah memohon dengan baik. Kenapa mereka keras sekali?."pikirnya sedikit kesal

******

"Ibumu bilang kamu sakit, kenapa tidur disini?. Pindah ke kamar."ujar Yul sambil mengelus kepala Eunha

"Appa pulang? Kasusnya sudah selesai?."tanya Eunha

Yul berjongkok di depan Eunha dan kemudian tersenyum.

"Merindukan appa?."

Eunha mengeleng sebagai jawaban.

"Semakin besar, kamu semakin jual mahal pada appa. Seperti ibumu saja."omel Yul dan kemudian pergi ke kamarnya

"Mwoya?."Eunha heran dengan tingkah ayahnya

"Eomma benar, Sinbi dan appa terlihat mirip saat mengomel."Eunha sadar sesuatu, "Lalu aku mirip siapa? Kenapa aku tidak mirip dengan mereka?."pikirnya

Eunha kembali larut dalam pikirannya...

"Ne, aku baru pulang. Apa aku harus menyusul kesana, sayang?."

"Haha... arraso, aku disini saja. Aku akan memasak makan malam. Cepat pulang sayang."

Eunha kembali mengeryit heran mendengar pembicaraan ayahnya yang bertelepon dengan seseorang.

"Ini ibumu, jangan salah paham. Mau bantu appa memasak."

"Nde."

"Appa sejak kapan pandai memasak?."
"Sejak kalian lahir."

"Ibumu sangat kerepotan saat kalian masih bayi. Untungnya dulu appa belum terlalu sibuk, jadi bisa membantu."Yul tiba-tiba bercerita

"Appa..."

"Hemmz? Wae?."

Eunha menatap sekilas wajah Yul, "Tidak jadi."
"Kebiasaan. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk mengatakannya."
"Nanti lagi saja, appa."
"Ada apa?."
"Aku ingin sekolah."
"Kamjagi?. Kamu sekarang sedang sakit juga."
"Aku bosan, aku janji akan jaga kesehatan lebih baik lagi."
"Nanti appa bicarakan dulu dengan eomma."

******

"Sekolah?. Mendadak sekali?."
"Dia mengatakannya tadi."
"Sepertinya Seohyun berhasil mempengaruhinya."
"Apa tidak akan masalah?."
"Kalau Eunha yang menginginkannya. Kita dukung saja, oppa."
"Kalau begitu aku akan mengurusnya besok, mudah-mudahan saja bisa."

Twins (ViViZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang