"Oppa, kita harus bicara. Jangan berlindung dibalik putrimu!."
"Apalagi yang harus kita bicarakan?."Yoona tak sabar dan menarik suaminya ke kamar. Eunha hanya melirik mereka sebentar lalu menonton tv lagi. Orangtua mereka sering bertengkar, tapi kemudian mereka berbaikan lagi seperti tak ada masalah. Jadi dia tidak perlu khawatir. Lalu Yejoon datang satu jam kemudian.
"Kenapa rumah kalian sepi?."tanya Yejoon heran
"Appa-eomma sedang mengobrol di kamarnya. Umji.. dia.. dia juga dikamarnya lagi istirahat. Sinbi di rumah tetangga."jawab Eunha sedikit berbohong
Yejoon duduk di sebelah Eunha dan memberikan sebuah kado pada Eunha. "Untukmu, disimpan baik-baik."
"Tapi untuk apa? Ini bukan hari ulang tahunku."
"Aku ingin saja memberimu hadiah.""Ada Yejoon, sejak kapan datang?."tanya Yoona
"Sejak setengah jam tadi, imo."jawab YejoonYoona membiarkan Yejoon dan Eunha mengobrol. Dia juga senang karena akhirnya Eunha punya teman selain kedua saudaranya.
"Imo..."panggil Yejoon sambil menghampiri Yoona ke dapur
"Waeyo?.""Aku ingin menitip ini untuk Umji. Kalau menitipkannya pada Eunha. Aku takut Eunha merasa tersinggung."ujar Yejoon berbisik sambil memberikan sebuah paperbag pada Yoona
"Tersinggung? Putriku bukan orang seperti itu."
"Umji sepertinya tersinggung padaku, karena aku terlalu banyak menanyakan tentang Eunha padanya. Dan aku takut Eunha juga merasa tidak nyaman seperti Umji kalau aku membicarakan hal ini. Jadi imo, maaf kalau aku sedikit lancang."Yoona tersenyum mendengar penjelasan Yejoon, "Kamu benar-benar adiknya Seohyun, tidak perlu merasa sungkan pada kami. Akan imo berikan hadiah darimu pada Umji."
"Gomawo imo."******
Sinbi sedang beristirahat sebelum pulang ke rumahnya. Akan mencurigakan kalau dia terlihat lelah saat masuk ke rumah.
"Kau nekad sekali."ujar Sowon sambil duduk di sebelah Sinbi
"Aku sudah merasa jenuh dengan semua peraturan dari appa. Aku bisa dan mampu, tapi kenapa mereka tidak pernah percaya padaku?. Appa sama sekali tidak memberiku kesempatan hanya karena dia tidak menyukainya."
"Apa kau pernah bertanya kenapa ayahmu itu tidak suka ketika kau ingin menari?."
"Aku pernah bertanya, dia hanya bilang tidak suka dan menyuruhku mencari minat yang lain."
"Pasti ada alasannya, bi."
"Dia tidak akan memberitahu kami, meskipun kami sudah bertanya."
"Coba tanyakan lagi yang benar. Kalau tahu alasannya. Kita bisa mencari cara agar mendapat ijin, dan kita tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi."
"Coba kau yang jadi anak ayahku. Aku dan kedua saudaraku terkadang frustasi karena harus menuruti semua keinginan appa."
Sinbi beranjak dari posisinya, "Nanti kita cerita lagi oppa, sekarang aku harus pulang. Appa bisa marah kalau aku pulang telat."
Sinbi masuk ke rumahnya, ibunya masih menyiapkan makan malam. Sementara ayah dan kakaknya hanya diam di meja makan dan mengobrol.
"Eomma, ada yang bisa Sinbi bantu?."
"Duduk saja sayang.""Kamu sepertinya suka sekali bermain di rumah tetangga."ujar Yul sedikit sarkas
"Princess dan Prince sangat manis. Lalu Meonji sangat enerjik, dan Zero, dia anjing tersopan yang pernah aku lihat."cerita Sinbi, "Aku suka sekali bermain dengan mereka."tambahnya semakin meyakinkan