Jessica merasa dunia semakin melelahkan saat ini. Dia sudah berusaha sangat keras menjadi anak kebanggaan keluarganya. Tapi ayah dan ibunya seperti tidak puas dan terus mengatur hidupnya. Bahkan sekarang, dia juga harus menikah dengan pria yang tidak dicintainya.
Seandainya dia punya sedikit keberanian seperti adiknya. Dia pasti bisa melawan.
"Eonni..."panggil Krystal
"Nde?."
"Kenapa melamun terus? Appa sudah menunggu diluar.""Eonni, kau mau kabur? Aku bisa membantu."ajak Krystal berbisik
Tawaran yang menarik, tapi dia tidak tega kalau sampai mempermalukan keluarganya.
"Kalau begitu, aku akan selalu disamping eonni."
******
"Aku akan kembali ke korea, ada pekerjaan disana."
"Pergi saja."
"Baiklah."Selesai sarapan, suaminya pergi begitu saja. Dan Jessica juga tidak ambil pusing dengan sikap suaminya. Yang penting dia sudah memberitahu, dan dapat ijin.
"Kenapa eonni kesini?."tanya Krystal
"Kau tidak suka?."
"Anni. Hanya tumben saja eonni mau melihat cabang kita di korea."
"Eonni hanya rindu. Aku butuh hiburan juga."Krystal tersenyum memaklumi.
"Kalau begitu, ayo kita bersenang-senang eonni."
Jessica tersenyum hanya karena tingkah Krystal yang kekanakan. Satu-satunya sumber kebahagiaannya sekarang adalah Krystal.
"Eonni, kita jadi salah satu sponsor di acara musik. Semacam kompetisi. Eonni mau menontonnya?."
"Kau tahu aku tidak suka hal yang berisik."
"Ayolah eonni."
Krystal terus saja membujuknya, jadi Jessica mana bisa menolak. Tapi keputusannya menonton konser ini adalah hal yang salah.
"Kau tahu, Yul jadi salah satu kontestan disini?."
"Nde..."Jessica tak banyak komentar lagi. Dia menikmati semua penampilan yang disuguhkan oleh Yul dan para peserta lain. Tapi yang membuatnya terkunci adalah tatapan mata dari Yul yang seolah menatapnya. Apa ini hanya perasaannya saja?. Tapi ketika dia tersenyum, Yul juga tersenyum. Dia semakin yakin kalau Yul melihatnya juga.
******
"Penampilanmu di acara itu sangat bagus."
"Tapi aku kalah, noona."
"Tapi itu bagus."
Jessica dan Yul bertemu lagi, karena masalah pekerjaan. Yul menjadi model brand fashion miliknya. Tentu saja Jessica tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bertemu. Mereka bahkan makan malam bersama sekarang.
"Kau menonton saat babak final."
"Krystal yang mengajak aku."
"Pantas saja."
"Noona masih melakukan balet?."
"Tidak, aku kalah oleh seseorang, dan tidak berhasil menjadi penari utama. Ayahku marah, dan akhirnya melarang aku melakukan itu lagi."
"Menyebalkan sekali. Para ayah selalu seperti itu.""Kau masih sendiri, Yul?."tanya Jessica tiba-tiba
Yul mengeluarkan sesuatu dari lehernya, cincin pernikahannya yang dia pakai sebagai kalung.
"Aku sudah menikah."jawabnya berbisik, dia lalu kembali menyembunyikan cincinnya
"Siapa wanita beruntung itu?."
"Yoona... sahabat kecilku. Kami dijodohkan. Ayahku menawarkan kesepakatan yang menarik dan membebaskan aku bermusik. Yoona juga ingin bebas dari kekangan keluarganya, Jadi saja kami menikah."cerita Yul