"Orangtuaku ingin kita menikah sebelum aku wamil."
"Dan aku ditinggal begitu?. Yang benar saja?. Aku juga tidak ingin menikah dengan pria yang lebih menyukai wanita lain. Terlebih wanita itu kakakku sendiri."
"Umji-ya, kau mulai lagi."
"Tapi aku benar. Oppa, kesepakatan kita bertunangan agar bisa mendebutkan band kita. Bukan karena kita saling mencintai. Kita seharusnya mulai menyusun skenario putus saat ini."
"Kau sangat terobsesi untuk putus. Wae? Sudah tidak sabar bersama para kekasih gelapmu itu?."
"Sekarang kau yang mulai, oppa. Mereka teman-temanku."
"Tidak ada yang bisa dipercaya dari pertemanan wanita dan pria."
"Kalau tidak bisa dipercaya, jadi hubungan kita ini apa?."Yuju tak bisa menjawab, dibalik sandiwara pertunangan mereka. Mereka hanya teman. Tapi dua tahun belakangan ini, dia tidak terima kalau hubungan mereka hanya sebatas teman saja.
"Sorry... aku tidak bermaksud memisahkan. Tapi kalian bertengkar di studio. Kita harus rekaman sekarang, iya 'kan?."sela Rose
Rose masuk ke studio bersama June dan dua orang produser saat keduanya beradu argumen. Mereka sebenarnya sudah ingin menyela sejak tadi. Tapi ketika Yuju dan Umji bertengkar, mereka tidak berani menyela sedikitpun.
"Mianhamnida..."sesal keduanya dan membungkuk pada mereka
Yuju dan Umji kembali bersikap profesional, dan itu selalu membuat Rose dan June takjub. Kalau mereka yang bertengkar, sudah pasti rekaman hari ini batal.
"Yaa... sampai kapan kalian bertengkar seperti itu?. Kau menyukainya lebih dari sekedar teman."sindir June, mereka berdua rekaman lebih cepat dari para wanita dan kemudian pergi ke kantin bersama
"Menurutmu seperti itu?. Tapi aku sampai sekarang belum bisa melupakan Eunha. Dan masih berhubungan dengan Chaeyeon dan Jane."balas Yuju berbisik
"Belum bisa melupakan, bukan berarti kau masih menyukainya. Lepaskan Jane dan Chaeyeon, kau hanya menjadikan mereka pelampiasan. Pantas saja Umji selalu marah padamu."balas June ikut kesal
"Mereka yang tidak ingin putus dariku."
"Kau yang seharusnya memutuskannya, sial!."
June mulai emosi, ingin rasanya dia memukul temannya ini. Tapi dia ingat berada ditempat umum sekarang. Saat di dorm, dia akan memukulinya habis-habisan.
******
"Umji-ya..."panggil Yuju lagi sebelum mereka berpisah
"Aku lelah, oppa. Kita bicara besok lagi saja."
"Eonni, gajja!."ajak Umji sambil merangkul tangan Rose
Dorm mereka berbeda 5 lantai, Umji bersama Rose dan Yuju bersama June.
"Yuju tidak mau memutuskan pertunangan kalian?."
"Entahlah, dia selalu mengulur waktu.""Lalu kau. Apa kau tetap ingin putus?."
"Tentu saja aku ingin putus. Hidup sendiri lebih menyenangkan."
"Darimana kau berpikir hidup sendiri lebih menyenangkan?."
"Setidaknya aku bisa bebas dari kekangan orangtuaku dan Yuju. Itu lebih menyenangkan."
"Mungkin saja kalau kalian putus, ayahmu akan kembali posesif lagi."
"Kau membuatku pusing, eonni."
"Kita harus berbicara berbagai macam kemungkinan. Menurut cerita yang aku dengar dari ibumu, orangtuamu takut kau hidup sendirian."