Umji dan Yuju sedang berada di studio, mereka sepertinya sedang mengerjakan musik baru. Yejoon tiba-tiba muncul dan menginterupsi mereka.
"Oppa, kau tampak senang setelah dari luar negeri. Kalian dapat kontraknya 'kan?."tanya Umji
"Tentu saja kami mendapatkannya."jawab Yejoon bangga
"Dia benar memakai identitas dari keluarga ibunya?."tanya Umji lagi
"Nde, dan mukanya terlihat lucu saat bertingkah serius dan galak di depanku."
"Aku hanya menanyakan identitas, kenapa kau malah menjelaskan ekspresinya? Aku tidak butuh itu."
"Mungkin saja kau ingin tahu."
"Jadi kapan pemotretannya dilakukan? Di korea atau di amerika?."
"Kita harus ke amerika. Kau senang bukan?."Umji tersenyum kecil. "Aku sepertinya harus mengubah warna rambut, dan mengejutkan mereka?."
Yuju hanya tersenyum melihat mereka berdua yang sangat bersemangat.
"Umji-ya. Kau tersenyum sangat indah. Kau senang karena akhirnya bisa bertemu saudaramu lagi?."tebak Yuju
"Aniyo!. Kenapa aku senang?."bantah Umji
******
"Kita sudah bertunangan bertahun-tahun. Sudah seharusnya kita bertingkah mesra."
"Jadi itu alasanmu menjemputku?."
"Memang kau ingin alasan apalagi?."Eunha mematikan laptop dan melepaskan kacamatanya. Pria yang menjadi tunangannya itu, duduk tenang sambil membuka handphone-nya. Namanya Jackson Wang, dia mengenalnya sejak satu bulan pindah ke negara ini.
"Katakan saja aku ada meeting atau hal yang lain. Aku benar-benar malas bertemu mereka."
"Kalau kau tidak datang, aku takut Sinbi bertengkar dengan medusa."
"Medusa?."
"Bibi kalian yang galak itu."
Eunha tersenyum tipis, dia bisa membayangkan bagaimana adiknya mengatai bibi yang menjebak mereka di sini.
Eunha akhirnya mengikuti Jackson, satu jam kemudian mereka sampai di sebuah rumah besar dan mewah. Rumah yang seharusnya menjadi milik Eunha dan Sinbi, tapi ayah tiri mereka menguasainya.
"Apa kau akan terus menuruti keinginan ayahmu?."
"Aku tidak punya pilihan."
Jackson membukakan pintu mobil untuknya, tapi Eunha masih tidak banyak bicara.
Jackson mengenggam tangan Eunha, seperti yang dia bilang tadi. Mereka sudah lama bertunangan, dan harus terlihat mesra di depan orang-orang.
"Jack, betapa lucu dan menyedihkannya kita sekarang. Kau anaknya, tapi harus bertingkah seperti orang asing. Sementara aku orang asing yang harus bertingkah seperti anaknya."gumam Eunha
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan."
Makan malam berjalan hening, mereka terlihat seperti keluarga yang sempurna. Tapi tetap saja, keluarga ini palsu. Dan Sinbi benar-benar merasa gerah di sana."Sinbi, menjadi pengacara publik pasti sangat berat. Kenapa tidak bekerja di tim hukum perusahaan saja."usul Krystal
Sinbi menatap malas bibi-nya. Seandainya dia tidak menghormati mendiang ibu dan mendiang kakek-neneknya. Ingin rasanya dia memukul bibi-nya ini.
"Aku sudah mengajaknya beberapa kali, mom."seru Jeno, "tapi dia tidak mau."tambahnya
Kepala keluarga mereka saat ini -Ok Taecyeon-. Dia hanya diam dan menunggu apa yang akan diucapkan anak tirinya.
"Ck... jadi pengacara publik lebih baik. Daripada harus menjilat."balas Sinbi sarkas seperti biasa
"Aku juga tidak mau menambah orang yang tidak kompeten di perusahaan. Perusahaan kita bukan yayasan amal yang harus menerima orang-orang tidak berguna."timpal Eunha, pengucapannya sangat dingin, datar, dan menusuk