#Past 02 : 💔

363 45 0
                                    

*Ceritanya mau hiatus, tapi ide cerita ngalir terus, 'kan sayang kalau ngga di tulis... jadi malu... 😅

Aku Post part ini sebagai Hadiah karena Opening VIVIZ di Queendom keren parah, sampai ada beberapa fans dari grup lain dan haters yang kepanasan.

Happy Reading... 😁*










Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Istilah itu seperti sedang menimpa Yul saat ini. Dia ketahuan saat pulang dan menitipkan gitarnya pada Yoona. Ayahnya marah besar, karena dia memang tidak suka Yul membuang-buang waktu untuk hal-hal yang menurutnya tidak berguna. Gitar itu dihancurkan sampai patah di depan mata mereka. Yul lalu di tarik masuk ke dalam rumah. Setelah ini dia pasti akan mendapat hukuman lain.

Yoona tidak tega melihatnya, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa selain mengambil gitar rusak itu dan menyimpannya. Dia tahu Yul sangat menyayangi gitarnya.

"Apa eonni bilang, akhirnya ketahuan juga. Untung appa sedang di luar kota sekarang. Kalau tidak para ayah akan bertengkar."ujar Yejin

"Memang apa salahnya bermain musik?. Kenapa abonim bisa sekejam itu hanya karena cita-cita Yul?. Lagu-lagu Yul bagus, dan setelah debut, band mereka pasti akan berhasil."

"Tapi ada kemungkinan untuk gagal juga. Orangtua hanya ingin anak-anaknya hidup terjamin. Pekerjaan seperti dokter, jaksa, atau pengacara, itu lebih menjanjikan dimata para orangtua."

"Tapi appa kita tidak seperti itu."

"Setiap orang berbeda, Yoona-ya. Kau harus mengerti, kita tidak bisa menyamaratakan semuanya."

******

"Arghhh... pelan-pelan Yoona-ya."rengek Yul saat Yoona sedang mengobati punggungnya yang iritasi karena hukuman dari ayahnya.

"Yaa... aku bahkan hanya menempelkan tanganku seperti ini."

Yul meringis lagi...

"Jinjja... lakukan sendiri!."kesal Yoona karena dia baru mengoleskan salepnya sedikit, tapi Yul sudah merinding lagi kesakitan

"Mana bisa, tanganku ngga sampai!."

"Kalau gitu tahan, jangan kayak anak kecil!."

Yul berusaha untuk tidak meringis berlebihan agar Yoona berhenti mengomeli dirinya.

"Berapa kali abonim mencambukmu?."
"Aku tidak sempat menghitungnya."
"Bukankah ini artinya kau harus berhenti?."
"Aniya, aku akan terus melakukannya!."
"Keras kepala!."

"Yoona-ya, ini es batu-nya."ujar Yejin "Kompres wajahmu dengan ini, Yul."tambahnya

"Noona gomawo."Yul berterimakasih

"Kau harus berhenti, Yul!. Aku tidak tega setiap kau datang penuh luka seperti ini."nasihat Yejin

Yul terdiam, dia tidak ingin berhenti. Dia ingin membuktikan kalau dia akan sukses menjadi musisi.

"Kau lebih batu dari adikku ternyata."celetuk Yejin setelah paham gelagat Yul, "Kalau kalian menikah, kalian tidak akan saling mengalah."

Mendengar kata menikah membuat tangan Yoona tanpa sadar menekan luka di punggung Yul lebih keras.

"Yak... Lim Yoona..."teriak Yul lagi dan kembali meringis.
"Mian."sesal Yoona, kali ini dia yang salah

"Eonni, jangan bicara sembarang."ujar Yoona protes

Yejin tersenyum saja mendengar protesan dari adiknya. "Habisnya kalian cocok. Kalau kalian melangkahi aku menikah, aku tidak keberatan."godanya

"Eonni!!."

Twins (ViViZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang