19. PAU PAU!

2.5K 142 14
                                    

Kemana ni semuanya, masih pada nungguin Pau pau ga?

Kasian si Pau pau kalo berharap pen di kangenin, anjay gg. Sekali:v sok iye anjir, dahlah cekidot!

INGET! NO AREA PLAGIATOR AND READERS SILENT!

OKELAH CEKIDOT KE CHAPTER KE 19 KUY!

JANGAN LUPA KLIK BINTANG, JAN PELIT TIDAK BAEKS!

HAPPY READING!

_________________________________

Kini Pau pau tengah menguburkan Pinky dan Pule di halaman belakangnya yang luas, dirinya sampai rela tidak masuk sekolah hanya karena ikan kesayangannya mati.

Terkesan lebay, namun itulah Pau pau.

"Hiks... Kalian yang tenang disana, hiks... Hiks... Kalau kalian masuk neraka berarti kalian banyak dosa hiks... Tapi Pau pau doain masuk surga hiks hiks..." ucap Pau pau seraya menaburkan bunga mawar yang sudah ia petik perhelainya.

"By?!"

Devano datang dengan raut wajah panik, karena dirinya dapat kabar bahwa gadisnya menangis dan memutuskan untuk tidak sekolah.

Pau pau menoleh ke arah Devano dan ia berlari memeluk Devano, seraya mengusap ingusnya di hoodie yang di pakai Devano. Kebiasaan memang.

"Kenapa sayang? Kenapa nangis hmm?" Devano menangkup pipi gembil Pau pau, dan mengusap pipinya yang licin karena air mata.

"Mereka mati hiks... Hiks..."

"Mereka? Siapa by?" tanya Devano penasaran.

"Pinky sama Pule hiks hiks..."

Devano termangu sebentar saat mendengar jawaban gadisnya, ia mengangguk paham.

'Udah mati ternyata' batin Devano.

"Yaudah sayang jangan nangis lagi, kan cuma ikan sayang bisa di beli lagi."

"T--tapi kan hiks..."

"Emangnya kenapa bisa mati sayang?"

"Pau pau ajak mandi di bath up, terus Pau pau gosokin pakai sabun mandi punya Pau pau biar wangi hiks..." jawab Pau pau dengan jujur, Devano menghela nafas.

"Bagus kamu cewek aku by," gumam Devano yang tak di perdulikan Pau pau.

"Yaudah kita ke rumah yuk, ada Mamih sama Papih bawain banyak susu Milku. Mau?"

"MAU MAU!" entah kemana hilang sedihnya saat dapat sogokan susu Milku, dengan mata yang berbinar menatap Devano penuh minat.

"Yuk, kita ke mansion aku."

🐻🐻🐻


"Mamih! Pau pau coming! Yuhuuu" pekik Pau pau, Devano mengusap telinganya yang terasa sedikit sakit harus sabar punya cewek hiperaktif.

'Dulu kayaknya Mommy pas hamil Raquel ngidamnya dua botak kembar itu. Maybe' batin Devano.

"Pau pau sayang! Sini sini sayang, aaaaaaaa Mamih kangen sama kamu cantik." Mamih Devano memeluk Pau pau dengan sangat erat, yah seperti ini mereka menyayangi bagaikan anak dan ibu.

"Aaaaaa Mamih mana oleh olehnya, dari luar negri juga." goda Pau pau.

"Kamu ini ada aja, ini oleh oleh buat kamu sayang banyak banget. Spesial untuk calon mantu kesayangan," ucap Mamih Devano.

PAU PAU! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang