06. PAU PAU!

5.2K 272 2
                                        

Wahai para jones, mari kita bersatu! Enggak deng saya mah dah ada crush wkwk

Jangan lupa votmen! Biar makin rame nih cerita, makin berkembang otak saya.

INGET! NO AREA PLAGIATOR AND READERS SILENT!

OKELAH CEKIDOT KE CHAPTER 6 KUY!

JANGAN LUPA KLIK BINTANG, JAN PELIT TIDAK BAEKS!

HAPPY READING!

_____________________________


Kini mobil Devano membelah ramainya kota jakarta, Pau pau memintanya untuk jalan jalan dulu di taman yang ada tukang es krimnya.

Devano menurutinya, selagi tidak berhubungan dengan yupi bear, dirinya menghukum Pau pau ahar tidak makan yupi bear selama 1 minggu lamanya.

Bagusnya masih bisa di sogok susu milku srawberry, dan es krim. Jadi Devano tidak terlaku pusing, gadisnya adalah gadis penurut dan lembut. Namun jika sudah ngambek, maka dirinya bisa kalang kabut.

Pau pau sangat berarti di hidupnya, dan Pau pau juga sudah seperti belahan jiwanya. Tidak ada Pau pau, maka tidak ada dirinya begitupun sebaliknya.

"Abang Dev! Itu ada tukang es krimnya, disana aja yuk!" Pau pau menunjuk nunjuk kaca mobil yang di luarnya terdapat pemandangan tukang es krim yang sedang melayani pelanggannya.

"Iyah sayang, sebentar aku parkir dulu"

Setelah sudah selesai memarkirkan mobilnya, masih dengan seragam sekolahnya keduanya keluar dari mobil.

Devano dengan wajah datarnya, dan Pau pau dengan wajah riangnya. Kapan lagi dirinya bisa sebebas ini, sudah lama dirinya rindu taman bermain yang banyak anak kecilnya.

Sudah terhitung 10 tahun lamanya, ia tak pernah keluar rumah. Karena perintah Daddynya dan beberapa problem, setelah kejadian dimana dirinya di culik.

"Abang es krim! Abang es krim!" Pau pau berlari mendekati tukang es krim, membuat Devano melotot kaget saat melihat gadisnya berlari.

Dirinya juga ikut berlari, takut jika Pau pau terluka lagi. Pau pau mendekati sang penjual, ia membeli 2 cup sekaligus.

Dengan rasa strawberry dan vanilla, "Makasih Bang tukang es krim!" Pau pau terlihat sangat senang dengan es krim di kedua tangan mungilnya.

"Berapa bang?"

"Totalnya 10 ribu nak," Devano mengeluarkan uangnya berwarna biru, ia memberikan pada sang pedagang.

"Tunggu, kembalinya nak" Devano menggeleng. "Tidak buat bapak saja kembalinya."

Setelahnya Devano dan Pau pau duduk di salah satu kursi yang tersedia di taman itu, banyaknya anak anak kecil yang bermain dengan keluarganya ataupun bersama temannya. Membuat hati Pau pau menghangat, sangat senang dirinya bisa keluar dan menatap indahnya dunia luar kembali.

"Ikan ikan! Ikan cupang!" salah satu pedagang ikan yang berjualan di pinggir jalan, suaranya membuat Pau pau mengalihkan pandangannya ke arah sang pedagang.

Mata kubilnya berbinar binar menatap ikan ikan kecil berwarna warni, "Bang Dev! Pau pau mau itu! Lucu banget ikannya Bang Dev!" 

"Sayang mau?" Pau pau mengangguk, Devano berpikir untuk menimang permintaan Pau pau.

Bukan apa, masalahnya takut gadisnya tak bisa merawat ikan cantik itu. "Yakin sayang?" lagi lagi Pau pau mengangguk, Devano pun mengiyakan dengan pasrah.

PAU PAU! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang