26. PAU PAU!

2K 134 1
                                    

aaaaaa ga sabar mau puasa, kangen terawehan terus kangen bolong puasa. Eh! Canda canda, masa dh gede msih suka bolong😭

Apa tu yang bolong😳 JAN TRAVELING OTAKNYA PLIS!

INGET! NO AREA PLAGIATOR AND READERS SILENT!

OKELAH CEKIDOT KE CHAPTER KE 26 KUY!

JANGAN LUPA KLIK BINTANG, JAN PELIT TIDAK BAEKS!

HAPPY READING!

_________________________________

"Dadah Rama! Sayang Rama banyak banyak!" tangan Pau pau melambai lambai, menandakan salam perpisahan atau sampai jumpa lagi.

"Sayang Rama banyak banyak?" beo Devano dengan mata yang memincing tajam.

"Eh? Enggak enggak, sayang Rama setengah setengah"

"Cinta kamu sama rasa sayang kamu ke aku terbagi dua ke dia?" tanya Devano kembali.

"Seperempat deh!"


"Gak ada, sedikit aja dia mah." ketus Devano, Pau pau melihat wajah Devano terlihat sekali cowoknya sedang cemburu.

"Cieeee abangg! Cembukur nih! Hahahaha tututututt"

"Cemburu by." koreksi Devano, yang pipinya di tusuk tusuk oleh jari telunjuk mungil milik gadisnya.

"Udah yah jangan cemburu, Pau pau gak akan tinggalin abang kok." ucap Pau pau seraya memeluk Devano.

Walau kepalanya hanya sebatas di bawah Devano, namun Devano tidak akan tidak suka tapi malah tambah terkesan imut. Devano membalas pelukan Pau pau yang tak kalah erat.

"Sayang abang Dev banyak banyak!" ucap Pau pau dengan suara yang terendam di dalam pelukan Devano.

"Sayang baby juga, banyak banget."

Saat sedang mesra mesraan di dekat jalanan, ada kakek tua berwajah suram memandangi mereka.

"Dasar anak jaman sekarang," ucapnya.

"Abang takut" cicit Pau pau,

"Cuma kakek kakek by, bukan malaikat maut." ucap Devano dengan asal karena kesal keromantisannya terganggu.

"Sekarang kita pulang yah, udah malam juga" usul Devano.

Pau pau menyahut dengan anggukan kepalanya, lalu ia memasuki mobil lamborgini milik Devano.

Makan di tukang pecel lele, pakai mobil Lambo? Gak kebayang, kalau di hujat kayak gimana.

🐻🐻🐻

Jadwal hari ini adalah giliran Lio yang mengantar anak gadisnya ke sekolah dengan di kawal oleh 3 mobil, dua pengawal Lio dan 1nya adalah Devano.

Mereka menyusuri jalan dengan kecepatan normal, melihat kota jakarta yang semakin siang semakin ramai dan padat.

Tapi dasarnya Lio tidak mau anaknya terlambat maka ia terus mengklakson di sepanjang jalan jika ada yang membuatnya harus ikutan terkena macet.

"Dad, berisik tau! Telinga Pau pau mau pecar rasanya!" ucap Pau pau seraya mengusap terus telinga yang sudah memerah.

"Sure baby" jawab Lio dengan santay.

PAU PAU! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang