27. PAU PAU!

2K 157 2
                                    

Weh menjelang puasa gw mau minta maaf dulu ya, kali aja pernah ada salah yang tak tersengaja. Anjay bahasanya😂

Oghey lah, btw gw mo ingetin. Satu hal yang pasti, cewek" pada pngen 1 bulan full kan ya sama ko gw juga walau nyatanya ga akan pernah bisa bagi cewek yang udah baligh.

INGET! NO AREA PLAGIATOR AND READERS SILENT!

OKELAH CEKIDOT KE CHAPTER KE 27 KUY!

JANGAN LUPA KLIK BINTANG, JAN PELIT TIDAK BAEKS!

HAPPY READING!

_______________________________

Di ruang bk terdapat Devano dengan rambut dan seragam yang berantakan dan acak acakkan, mata tajamnya menatap cowok yang ada di sebelahnya.

Cowok yang lebih parah keadaannya dari Devano, pipi kirinya lebam dan sudut bibirnya ada bercak darah.

Adriano Maresiolle anak dari Mr. Maresiolle si penfusaha batu bara yang terkenal akan kaya raya dan kedermawanannya.

Adrian juga menatap Devano tak kalah tajam, tapi tak berselang lama tatapan mereka berdua terputus akibat sentakan dari guru di hadapan mereka.

"Kalian tatap tatapan, ada rasa? Homo? Gay? Udah gak suka yang berlubang?" sindir Pak Sun (karena palanya botak licin serta mengkilap membuatnya di sebut Pak Sun / Pak matahari).

"Ya gak lah!" jawab mereka berdua dengan serempak.

"Itu barengan, masa sih enggak?" goda Pak Sun.

"Pak lo mending mati aja," ucap Adrian frontal membuat Pak Sun melototkan matanya,

"Berani beraninya kamu! Rian!"

"Ya saya berani lah, orang sama sama makan nasi kan?"

Brak!

"Lupakan itu, sekarang kenapa kalian ribut hah?!"

"Dia menyukai gadis saya." suara berat milik Devano membuat atmosfer di ruangan BK itu serasa kurang oksigen.

"Lagi juga sebelum janur kuning melengkung, saya wajib menikung." balas Adrian.

"Brengsek lo anjing!"

Devano bangkit dari duduknya dan melayangkan pukulan kembali ke pada Adrian, Pak Sun melihatnya pun kembali naik tensi alias naik darah.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Berani beraninya lo mau ngambil cewek gue?!"

"HEH SUDAH SUDAH! INI BK BUKAN LAPANGAN!" pekik Pak Sun.

"DIEM!" jawab keduanya serempak.

"Kok jadi saya yang salah?" gumam Pak Sun seraya mengelus elus dagunya dengan berfikir.

Saat mau melanjuti perkelahian itu tiba tiba seorang gadis datang dan memeluk Devano dari belakang, ia menangis di belakang punggung Devano.

"Hiks... Udah abang hiks..hiks... Nanti abang terluka, Pau pau gak suka abang hiks... Berantem hiks..."

Yap! Pau pau datang tepat waktu sebelum Devano menginjak perut sang lawan alias Adrian, matanya menatap nyalang ke arah Adrian.

Walau ada gadisnya yang membuat amarahnya mereda, namun jika ada gadisnya disini maka Adrian akan lebih suka dan akan selalu memandang Pau pau.

PAU PAU! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang