18. PAU PAU!

2.4K 159 4
                                    

Holla kembali kawand, maafkan aku yang up nya lama karena sibuk sama si tugas, ulangan harian, pr, dan pengayaan+pengajian.

Jadi sory, tapi sebisa mungkin aku bakal up biar cepet end. Tetep beri semangat ya!

Bacot bat dah.

INGET! NO AREA PLAGIATOR AND READERS SILENT!

OKELAH CEKIDOT KE CHAPTER KE 18 KUY!

JANGAN LUPA KLIK BINTANG, JAN PELIT TIDAK BAEKS!

HAPPY READING!

_______________________________

"RAQUEL!"

"NONA!"

Semua menegang saat tembakan terdengar, Pau pau di tembak oleh si pria misterius itu dan pria misterius itu pula di tembak oleh ...

Lio.

Yap, Lio datang tapi sayang ia datang terlambat untuk menyelamatkan putrinya dari bajingan berkarat itu.

"RAYYANO! KAU MELUKAI ANAKKU SIALAN!" suara Monara yang menangis langsung memeluk Pau pau,

Lio menatap semuanya datar, datar namun menusuk amat sangat memusuk.

"Kau melukai berlianku Rayyan, apa kau belum puas bermain main denganku?" tanya Lio dengan suara yang berat membuat bulu kudung sang lawan merinding.

"Gue gak pernah takut sama lo! Lo penghancur keluarga gue bangsat! Lo--"

"Saya tidak pernah merusak keluarga anda, hanya saja istri anda yang seperti ulat bulu." jawab Lio dengan tenang.

Pau pau di tembak di bagian perut, dan Rayya di tembak di bagian kaki. Sangat tidak imbang.

Kita abaikan perselisihan keduanya, kini ke Pau pai yang tengah terbaring lemas dengan perut yang mengeluarkan darah.

"Mom, kok sakit? Kok pelut Pau pau banyak melah melahnya?" tanya Pau pau lirih.

"Hiks...sayang bertahan yah, ayo kita ke rumah sakit sayang!"

"Mom, ajak Om baik juga kacian Om baik juga telluka" ucap Pau pau dengan lirih, sampai kelamaan ia pun menutup matanya.

"Hiks! Pau pau! Sayang hiks..." Monara menyuruh bodyguard yang baru datang bersamanya dan juga Lio membawa para bodyguard yang terluka termasuk Toni.

"Tante! Saya ikut saya ikut!" Devano berlari ke arah Monara yang menggendong Pau pau lemas tak berdaya, dengan lunglai.

"Kamu siapa? Saya tidak punya waktu lama lagi, anak saya sedang sekarat!"

"Saya kekasihnya Tan! Saya mau lihat dia! Saya mau ikut tante!"

"Kekasih?" beo Monara.

"Sayang cepat bawa anak kita dulu!" ingat Lio pada Monara, lalu ia mengangguk pada Devano untuk ikut karena mata anak cowok itu pun memerah dirinya menangis karena putrinya sekarat?

PAU PAU! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang