Sebuah Cerita

2.8K 70 1
                                    

Syamara Pov

Ini adalah hari terakhir aku magang di kantor ini. Aku berpamitan dengan semua staf dan karyawan. Semua di sini rasanya sudah seperti keluarga.

"Mara pamit ya semuanya. Mara juga minta maaf kalau selama magang ada perkataan atau perbuatan yang menyakiti perasaan semua yang ada di sini" Pamitku didepan semua orang di dalam ruang rapat.

Kepala kantor sengaja membuat sebuah perpisahan kecil untukku dan temanku Nia, yang sama-sama magang di sini.

Selesai acara kami semua bercengkrama sebentar dan memang hari ini sabtu, jadi kami tidak bekerja. Kantor masuk hanya untuk membuat perpisahan denganku dan Nia.

"Ra, udah ini kita sibuk laporan magang kan ya? Habis itu skripsian. Wihh gak kerasa ya kita udah mau tamat aja" Ucap Nia saat kami tengah duduk menunggu taksi.

Aku dan Nia memang selalu naik taksi kalau magang, karena aku juga kalau kuliah biasanya pakai taksi atau tidak gocar. Kalau Nia memang dia kebetulan hari ini tidak bawa kendaraan jadi ikut naik taksi.

Bukan tanpa alasan aku lebih memilih kendaraan umum daripada membawa kendaraan sendiri. Aku pernah mengalami kecelakaan saat menyetir jadi aku trauma, jika ditanya kenapa tidak pakai motor kalau trauma nyetir? Aku juga trauma naik motor karena aku waktu itu kecelakaan akibat menabrak motor yang menyalip.

"Mampir ke rumah yok. Mama masak ayam bakar sama pindang kepala ikan patin" Ajakku ke Nia.

Nia memang salah satu teman dekatku, dia juga sering ke rumahku dan aku juga sering mampir dikostannya. Nia berasal dari kota Jember dan berkuliah di sini, Jakarta.

"Mau banget, sekalian nanti pulang minta anter Nicholas boleh ya" Jawabnya sambil nyengir.

Nia memang suka dengan adikku tapi suka sebatas suka saja bukan suka ingin menjadikan pacar.

"Adek gua masih bocil, dasar pedofil lu!" Aku getok sedikit kepalanya dengan pena.

"Yee kan adik lu ganteng dan cool gitu Ra, sabi lah gua jadi adik ipar lu" Aku melotot ke arahnya dan kemudian dia tak bicara lagi tapi masih cengengesan.

Rumah Syamara

Aku dan Nia sudah sampai di rumah. Di halaman terparkir mobil papa, mama, Mba Mira dan motor Nichol.

"Assalamualaikum" Aku dan Nia masuk dari pintu depan.

"Waalaikumussalam. Alhamdulillah Mba Mara udah pulang" Jawab Syahilla adikku.

"Kenapa Il?" Tanyaku ke dia.

"Ini minta tolong bantuin kerjain tugas mba, minta bantu sama Bang Nichol pelit banget sama Mba Mira lagi kerjain tugas juga" Ucapnya.

"Ya udah mba ganti baju bentar dan makan habis itu mba bantuin. Salam dulu sama Mba Nia" Illa mengikuti dan menyalami Nia.

Aku mengajak Nia ke kamarku. Aku tidur bersama Mira  kakak kembarku dan Illa adikku. Kami memang sekamar tapi beda ranjang. Bukan karena tak cukup kamar, tapi kami memang mau tidur bersama satu kamar.

"Hai Mir" Sapa Nia yang melihat Mba Mira tengah buat tugas.

Aku memang diajarkan dari kecil memanggil Mira dengan sebutan Mba, karena walau hanya berbeda 8 menit dia tetap kakakku.

"Hai Nia. Baru pulang nih? Gimana tadi perpisahannya?" Tanya Mba Mira.

"Lancar kok Mir. Ini lagi buat laporan magang ya?" Tanya Nia yang menghampiri Mira.

"Aku ganti baju dikamar mandi bentar ya Ni" Nia mengangguk.

Selesai berganti pakaian aku keluar kamar dan berniat mengajak Nia makan bersama.

Istri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang