Biarlah

987 38 2
                                    

Syamara Pov

Aku dan Mas Aldri sudah berada didepan pintu apartemen Nisa. Aku yang meminta Mas Aldri membuat janji temu dengan Nisa.

"Assalamualaikum" Aku yang memencet bel.

"Masuk" Ucap Nisa sinis.

Aku masuk duluan diikuti Mas Aldri. Aku berdiri diantara keduanya.

"Duduk aja" Nisa menyuruh kami duduk.

Dia kembali ke belakang mungkin mau menyiapkan minum.

Setelah Nisa kembali dengan 3 gelas jus jeruk.

"Maksud aku dan Mas Aldri datang ke sini mau meminta maaf ke kamu. Aku tau suamiku bersalah, dia sudah tidur di tempatmu dan aku tidak tau apa yang dia lakukan terhadap kamu. Dan juga aku ikhlas kalau kamu mau minta pertanggungjawaban dia. Asalkan aku minta satu syarat" Ucapku mantap.

Mas Aldri mencoba menggenggam tanganku tapi ku jauhkan tanganku.

"Apa?" Tanya Nisa ketus.

"Jangan kasih tau keluarga ku dan keluarga Mas Aldri tentang hal ini. Kalian bisa menikah dan aku siap jadi saksi dan memberi izin didepan penghulu" Ucapku.

Aku tidak mau baik keluarga nya ataupun keluargaku tau hal ini. Aku tidak ingin keluarga kami hancur.

"Saya setuju" Ucap Nisa.

Sungguh diluar ekspektasi ku, aku kira dia bakal menolak karena dia mau pengakuan dari Mas Aldri. Aku bertambah yakin kalau ini sebenarnya permainan dia. Tapi aku tidak boleh menuduh tanpa bukti.

"Baik kalau kamu setuju, minggu depan kalian boleh menikah dan kasih tau aku dimana dan jam berapa. Aku akan datang menghadiri" Ucapku lagi.

"Aku pamit, dan kalian bisa bicarakan pernikahan kalian" Aku berdiri dan langsung keluar dari apartemen Nisa.

Aku lari menjauh walaupun teriakan Mas Aldri bergema dilorong apartemen ini.

"Ikhlas Ra, ikhlas. Demi kebaikan rumah tangga kamu" Ucapku pada diri sendiri.

Setelah aku merasa cukup tenang aku berjalan mencari taksi dan menuju ke rumah mama. Aku sangat butuh dukungan keluarga saat ini walaupun mereka tidak tau kejadiannya.

Aldrian Pov

Aku tidak tau kalau Syamara akan jadi seberani dan senekat ini. Aku sangat menyesali perbuatan ku ini.

"Puas kamu! Puas udah nyakitin hati Syamara!" Ucapku ke Nisa.

"Puas banget" Jawabnya.

"Dasar wanita iblis. Aku tau kamu hanya menjebak ku karena sudah lama kamu menyukaiku. Dasar iblis jahanam, kamu gak cocok disebut dokter karena dokter adalah malaikat tak bersayap yang menolong orang sedangkan kamu iblis tak bersayap yang menghancurkan rumah tangga orang!" Bentak ku lagi.

Dia tak menggubris dan hanya tersenyum penuh kemenangan. Aku keluar untuk mencari Syamara lagi.

"Aku di rumah mama, gak usah nyusul ke sini. Aku pulang setelah magrib. Aku gak sempat masak, jadi pesan aja." Sebuah chat dari Syamara.

Aku agak tenang karena dia masih memberikanku kabar walaupun dia kecewa denganku.

Aku melajukan mobil menuju ke rumah temanku. Aku butuh tempat bercerita sekarang dan butuh tempat untuk meminta saran.

"Eh Al apa kabar?" Tanya Habib Teman sekolahku dulu.

Habib ini seorang pengusaha bengkel mobil yang sukses, cabang bengkelnya sudah ada dimana-mana.

Istri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang