Syamara Pov
Pagi senin pertama aku makan bersama suami dan keluarga. Pagi ini juga aku dikagetkan dengan sakitnya Syahilla.
Syahilla jarang sakit, tapi jika sekali sakit dia akan lumayan parah dan lama.
"Mau mba pijitin gak?" Tanyaku ke Illa yang terbaring lemah di ranjangnya.
Mba Mira sudah berangkat ke kampus untuk bimbingan laporan magang. Sedangkan aku belum dapat jadwal bimbingan.
"Kepala Illa sakit mba" Jawabnya lemah.
Aku memijit pelan kepalanya.
Tok! Tok!
Pintu kamar diketuk. Aku rasa ini bukan mama, papa atau Nichol. Mereka sudah pergi dengan kegiatan masing-masing.
"Masuk" Sahutku.
"Boleh saya periksa Syahilla?" Mas Aldrian yang masuk rupanya dengan alat medisnya.
Aku mengangguk, Mas Aldrian mendekat dan mulai memeriksa Illa.
"Ini kayaknya gejala tifus dan maghnya juga kambuh. Saya kasih obat dan kalau sampe siang masih gak ada perubahan kita ke rumah sakit" Jelas Mas Aldrian.
"Terima kasih kak" Ucap Illa.
Mas Aldrian mengangguk.
"Terima kasih mas" Kataku.
"Saya keluar dulu. Jangan kasih yang asam dan pedas. Ini AC nya suhunya jangan terlalu rendah" Pesan Mas Aldrian sebelum keluar kamar.
Aku mengangguk dan langsung mendekati Illa lagi, memijatnya kembali.
Siang
Alhamdulillah suhu badan Illa sudah turun dan dia sudah tidak terlalu banyak mengigau.
"Mba ke kamar bentar ya, mau siapin makan siang Mas Aldrian sama makan siang kamu" Illa mengangguk.
Aku langsung menuju dapur untuk masak. Memang ada bibi tapi seperti yang ku bilang sebelumnya, kalau urusan masak pasti mama, aku atau Mba Mira yang masak.
"Eh mas" Aku melihat Mas Aldrian tengah masak di dapur.
"Jaga aja adik kamu, saya bisa masak sendiri" Jawabnya sambil memasukkan beberapa potong sayur ke dalam panci.
Dia memasak sup dan di meja aku lihat ada ayam goreng bumbu.
"Aku mau masak bubur Illa" Jawabku.
"Udah saya buatin tinggal dikasih ke dia" Jawabnya lagi.
Aku membuka panci dikompor satu lagi dan melihat bubur yang dia buat.
"Soal rasa tidak perlu ragu, orang sakit lidahnya juga tidak normal jadi jangan permasalahkan rasanya" Katanya.
Aku hanya diam dan mulai menyendok bubur ke mangkok dan membawanya ke kamar Illa.
"Udah mba?" Tanya Illa.
"Ini udah dibuatin Mas Aldrian" Jawabku.
Illa menatapku seolah tak percaya.
"Doa" Kataku sambil membawa sesendok bubur ke depannya.
"Baik banget Kak Aldrian mba" Jawab Illa kemudian dia berdoa.
Selesai menyuapkan Illa bubur aku memberikannya obat dan menyuruhnya istirahat.
Seminggu Kemudian
Di sinilah aku, di rumah baru bersama suamiku. Hanya ada kami berdua di rumah ini. Rumah yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Cukup untukku dan Mas Aldrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan
القصة القصيرةMengisahkan seorang istri yang hanya dianggap istri atas kertas oleh suaminya