Syamara Pov
Sejak tau aku hamil, aku selalu rajin untuk berolahraga ringan dan makan-makanan bergizi. Aku sangat mengurangi makan makanan cepat saji. Dan sekarang aku lebih sering masak sendiri karena kadang kalau bibi yang masak suka terlalu berlebih bagiku.
"Aku udah beliin kamu mobil, jangan naik taksi online lagi ya" Ucap Mas Aldri yang baru turun dari kamar.
Aku hanya diam sambil memakan sarapanku.
Dia duduk dan langsung ku layani untuk mengambil sarapannya. Walaupun hubunganku dan dia tidak baik-baik saja tapi aku tetap harus melayaninya.
"Aku ada operasi jam 8 malam, kayaknya jam 5 aku pulang dulu ke rumah untuk bersih-bersih" Ucapnya.
"Iya" Jawabku singkat.
"Maafin aku ya Sya" Dia kembali meminta maaf.
"Gak usah minta maaf terus, cepat habisin sarapan kamu aku mau berangkat" Ucapku sambil membawa piringku yang sudah kosong.
"Bi tolong cuciin nanti ya, tapi nanti aja bareng piring Mas Aldri" Pesanku ke bibi yang memang lagi berberes tempat masak.
Selesai menaruh piring aku naik lagi ke lantai atas untuk mengambil tasku.
"Aku pamit. Assalamualaikum" Ku cium tangan Mas Aldri.
Dia menarik tanganku dan menyerahkan kunci mobil.
"Pakai ini jangan naik kendaraan umum lagi" Ucapnya.
Aku terdiam dan menerima saja pemberiannya. Toh juga lebih mempermudah ku dan juga Mifta sekarang sudah diantar jemput suaminya.
"Terima kasih" Ucapku.
"Sya, aku mau tanya sama kamu" Ucapnya.
Aku menoleh dan menaikkan alisku memberi isyarat.
"Kamu hamil?" Langsung to the poin nya.
Aku mengernyitkan mata dan menautkan alisku.
"Jangan sembarang deh, udah aku udah telat. Assalamualaikum" Elakku dan aku langsung menuju mobilnya.
Aldrian Pov
Aku sudah menanyakan apa yang menjadi rasa penasaranku selama ini. Tapi jawaban Syamara berbeda, aku ini bukan orang bodoh yang tidak tau dan tidak bisa membedakan mana wanita mengandung dan tidak.
Jujur sangking penasarannya aku membuka baju Syamara saat dia tidur. Jelas perut buncitnya bukan orang buncit karena banyak makan. Tapi itulah Syamara dia tetap tidak mau berbicara jujur padaku.
"Pagi sayang" Nisa yang datang entah dari mana langsung bergelendotan dilenganku.
"Ini rumah sakit dan tempat umum, tolong jaga kelakuan kamu" Aku menarik keras lenganku.
"Ih kamu gitu banget sih, aku ada berita bagus loh" Dia terus mengekoriku.
"Apa?" Ucapku malas.
"Aku hamil!" Ucapnya kegirangan.
"Ha!" Aku tak percaya apa yang dia katakan.
"Gimana bisa!" Bentak ku.
"Ya bisa dong, berarti kamu topcer Al, kita cuma main sekali udah jadi" Ucapnya.
"Jangan sembarangan kamu, aku gak percaya" Elakku.
"Ini aku udah cek" Dia menyerahkan sebuah testpack.
Aku hanya diam dan mengacuhkannya.
"Kamu harus nikahin aku secara sah Al, aku gak mau dicap wanita murahan hamil tanpa suami" Aku berhenti ketika dia mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan
Short StoryMengisahkan seorang istri yang hanya dianggap istri atas kertas oleh suaminya