Syamara Pov
Capek sekali rasanya berkeliling mall tadi. Amanda mengajakku keliling mall yang memiliki 5 lantai ini. Kami mutar-mutar mencari barang yang dia inginkan, tapi pada akhirnya tidak ketemu juga.
"Mba mau aku pijitin gak?" Tawarnya padaku.
"Eh gak usah mba gak papa" Jawabku.
"Maafin aku ya mba udah ngajakin mba keliling-keliling kayak tadi" Ucapnya lagi.
"Gak papa dek, eh tapi kalau lain kali bilang ya mau keliling biar mba pake flat shoes aja, soalnya tadi pake yang agak tinggi jadi agak pegel. Hehe" Ucapku padanya.
"Nah kan mba pegel, sini aku pijitin" Dia mengambil kakiku dan menaruh ke atas pahanya.
Aku membiarkannya karena juga aku menghargai kebaikan Amanda dan memang kakiku sangat pegal.
Tak lama setelah itu aku tertidur, entah karena memang sudah larut malam atau keenakan dipijitin Amanda.
Esok paginya aku terbangun sudah berada di atas kasur. Dengan posisi baju sudah berganti dengan baju tidur dan matahari sudah di atas atap rumah.
"Astaghfirullah jam berapa ini" Langsung ku raih hpku.
Ku lihat sudah jam 11 siang, sebentar lagi azan Zuhur. Bisa-bisanya aku bangun sampai sesiang ini. Eh tapi aku juga masih mikir siapa yang gantikan bajuku dan membawaku ke kamar.
Bodo amatlah siapa, palingan juga Amanda. Eh tapi dia mana ya, apa kuliah kali ya.
Aku langsung masuk kamar mandi untuk mandi dan keramas karena kayaknya udah lepek banget nih kepala.
Aldrian Pov
Aku masih terbayang tubuh Syamara tadi malam. Hampir saja aku khilaf, untungnya ada Amanda yang menyadarkan ku dari hayalan.
"Oh udah bangun dia" Aku masuk kamar dan melihat kasur yang berantakan.
Sepertinya ini Syamara langsung bangun saja dan mandi tidak langsung membereskan kasur.
"Udah mandinya?" Tanyaku padanya saat dia baru saja keluar kamar mandi.
"Astaghfirullah!" Kagetnya.
"Gak usah kaget gitu juga kali, aku suami kamu bukan orang lain" Ucapku sambil menggodanya.
Dia masih memakai handuk di kepalanya. Sepertinya dia tadi habis keramas.
"Biar aku aja mas" Langsung diambilnya bantal yang ku pegang.
Aku bergerak mundur dan duduk di kursi riasnya.
"Capek ya?" Tanyaku padanya.
Dia diam saja masih sambil merapikan kasur.
"Aku tanya Ra" Ku peluk dia dari belakang.
"Bisa lepasin gak? Aku mau beres-beres" Ucapnya.
Makin ku peluk dia dan ku belai perutnya.
"Gak ada isinya nih perut gak usah diusap gitu" Ucapnya menarik tanganku.
"Oh jadi mau diisi?" Tanyaku semakin menggodanya.
Jujur aku lelaki normal dan dia juga sah istriku. Suami mana yang tak tergoda melihat istrinya keluar kamar mandi dengan handuk baju serta rambut yang tergulung menampakkan leher putih jenjangnya.
"Kamu cantik banget ya Ra kalau gini" Aku semakin mendekatkan hidungku ke bahunya.
"Mas, tolong lepasin aku mau beresin ini" Ucapnya masih menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan
Krótkie OpowiadaniaMengisahkan seorang istri yang hanya dianggap istri atas kertas oleh suaminya