Apakah Benar?

958 37 3
                                    

Aldrian Pov

Perubahan terjadi pada Syamara, entah kenapa dia menjadi agak dingin padaku. Seingatku aku tidak berbuat kesalahan yang menyakitinya.

"Aku berangkat ya, ada operasi pagi ini. Kamu udah siap belum? Kalau sudah barengan aja ayok aku antar" Ucapku padanya yang sedang merapikan hijab.

"Aku nebeng Mifta aja, kan biasanya juga gitu" Jawabnya.

"Kamu kenapa sih Sya?" Ku dekati dia.

Dia melirik ku dan menggelengkan kepalanya. Aku berjongkok agar sama tinggi dengannya. Ku pegang tangannya dan dia mencoba melepaskannya.

"Aku ada salah ya sama kamu?" Ucapku.

Dia hanya diam saja tak menjawab, dan berbalik ke arah cermin kembali.

"Sya liat sini dulu" Ku putar lagi badannya.

Dia hanya menatapku dengan tatapan acuh dan seperti tidak mau.

"Aku tanya kamu! Ngomong kalau aku ada salah jangan diam kayak gini!" Aku sedikit membentaknya karena terlanjur emosi.

"Udah? Minggir aku mau berangkat, Mifta udah didepan" Dia berdiri mengambil tasnya dan masih sempat mengambil tanganku untuk salaman.

Aku terdiam ditempat sambil memijat kepalaku yang terasa sedikit sakit memikirkan Syamara ini.

"Allahu Akbar! Kamu kenapa sih Sya" Sakit kepalaku memikirkan Syamara.

Ku ambil tas kerjaku dan langsung meninggalkan rumah.

Syamara Pov

Aku menetralkan emosiku karena berdebat tadi pagi dengan Mas Aldri. Aku masih sakit hati melihatnya kemaren bersama perempuan lain. Padahal dia janji gak akan pernah membiarkan perempuan lain duduk disamping kursi mobilnya, kecuali keluarga.

"Are you okey Syamara?" Tanya Mifta padaku.

"I'm okey bumil" Jawabku.

"Bener gak papa kan?" Tanya nya lagi. Aku mengangguk.

"Iya bener bumil, udah nyetir aja dah nanti nyungsep kita" Jawabku menggodanya.

Mifta ikut tertawa mendengar candaanku.

Tak lama mobil kami sudah sampai parkiran kantor dan kami turun menuju ruangan. Aku memiliki 3 kasus hari ini dan semua kasusnya sama.

"Mba Mara itu udah ada yang nungguin" Ucap salah seorang staf.

"Duluan ya Ra, aku juga mau nyusun buat sidang nanti siang" Mifta duluan ke ruangan kami sedangkan aku ke ruang pertemuan.

"Selamat pagi. Maaf menunggu lama" Ucapku saat masuk ke dalam ruangan.

"Pagi Bu Syamara. Silakan Bu, ini kliennya saya permisi kembali ke tempat" Ucap seorang staf.

"Terima kasih" Jawabku.

Aku mulai membuka file-file yang ku bawa dan sudah ku kerjakan tadi malam.

Kami memulai percakapan mengenai inti kasus dan segala macamnya.

Makan Siang

Akhirnya selesai juga meeting 2 klien, tinggal 1 klien lagi nanti setelah makan siang.

"Astaghfirullah pusing" Ucapku memegang kepala sambil bersandar ke wastafel.

"Kuat Ra, kuat" Aku menyemangati diri sendiri.

Selesai mencuci muka aku kembali ke ruangan untuk makan bersama Mifta.

"Aku makan siang bareng Mas Aji ya Ra. Maaf ya aku tinggal soalnya mau sambil jemput Febri" Ucap Mifta saat ku ajak makan siang bareng.

Istri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang