Syamara Pov
Sudah lewat 2 bulan kami menikah dan selama ini rumah tangga kami baik-baik saja. Tidak ada keributan dan hal-hal yang membuat kami gaduh. Aku juga sudah wisuda dan sekarang tengah mencoba mencari pekerjaan.
"Udah kamu mah di rumah aja kalau gak terusin usaha kamu sama Nia. Ngapain kerja lagi udah ada suami yang nafkahin. Uang belanja dari Aldri kurang kah?" Nasehat mama ketika aku curhat padanya.
"Yah mama gitu banget ngomongnya. Usaha Mara sama Nia masih jalan tapi masa nunggu dari itu aja sih. Mara juga mau apply ilmu Mara ma" Ucapku ke mama.
"Aldri ngizinin kamu kerja? Kalian gak ada rencana mau program anak gitu?" Aku terdiam mendengar pertanyaan mama.
"Belum rezeki mama" Ucapku.
"Belum rezeki apa belum coba program? Kalian udah 2 bulan nikah belum ada tanda-tanda sih" Lagi mama masih nyambung pertanyaan itu.
"Udah ah mama apaan sih, Mara juga belum siap mau punya anak" Jawabku.
"Kamu belum siap kenapa? Keuangan kalian udah mapan, umur juga kamu udah pas buat jadi ibu dan kamu juga pikirin umur Aldri. Udah kepala 3 belum juga punya anak. Kamu liat temen-temennya udah pada gendong dan gandeng anak" Gini nih kalau udah bahas anak pasti lama.
"Mara pulang dulu deh ma, mama ngoceh mulu. Niatnya ke sini mau tenang gitu eh malah kena introgasi" Rajukku.
Aku pamit ke mama dan juga ke Ila yang ada di rumah. Papa mungkin masih kerja dan Nichol entah ke mana, maklum anak remaja yang lagi gencarnya main.
Aldrian Pov
Dua bulan bagiku bukan waktu yang sebentar. Karena aku harus hidup serumah dengan orang yang benar-benar tak ku cintai sama sekali. Tiap hari aku harus melihat wajahnya tapi tidak bisa menyentuhnya, itu sangat menyiksa untukku.
"Kenapa melamun dokter?" Tanya seorang rekan kerja.
"Ah gak papa ini lagi mikirin operasi nanti aja. Kamu gak ada jadwal operasi?" Tanyaku balik.
Dia Nisa teman satu profesiku dan dia juga dokter bedah sama sepertiku. Menurut informasi dan desas-desus yang ku dengar dari rekan-rekan lain dia menyukaiku. Tapi karena tau aku sudah menikah jadi dia agak menjaga jarak.
"Gak ada jadwal sore dan malam ini, eh kamu udah operasi sore ini malamnya kosong kan? Nongki yuk bentaran doang" Ajaknya.
Aku yang merasa bosan dengan kehidupanku yang begini-begini saja tiap harinya mengiyakan ajakan Nisa.
"Okedeh, bawa mobil?" Tanyaku.
"Kagak, nebeng ya" Ucapnya.
Aku mengangguk mengiyakan. Nisa adalah perempuan pertama selain keluargaku yang naik mobilku. Jangan tanya Syamara, dia tidak pernah mau naik mobilku entah apa masalahnya. Mau ke rumah bunda pun dia alasan mampir tempat temannya dulu gak taunya malah naik bis.
Malam
Author Pov
Malam ini hujan turun dengan deras. Petir dan angin kencang menghiasi langit malam. Kebetulan listrik di perumahan tempat Syamara tinggal putus akibat pohon tumbang menimpa tiang listrik.
Syamara duduk di ruang tamu sambil meringkuk di bawah selimutnya. Dia sengaja menunggu suaminya pulang diruang tamu karena suaminya lupa membawa kunci rumah. Kalau nanti dia tidur di kamar dan pintu terkunci repot mau bolak-balik.
"Siapa itu!" Teriak Syamara ketika mendengar langkah kaki di samping rumahnya.
Suasana remang-remang dari cahaya lilin menerangi ruangan itu. Syamara bisa melihat siluet orang yang berlari di sekitaran rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan
Short StoryMengisahkan seorang istri yang hanya dianggap istri atas kertas oleh suaminya