Author Pov
Hari yang dinanti Nisa akhirnya datang juga. Dia sudah bersiap dengan gaun cantiknya. Dia ditemani sahabat dekatnya dan salah satu dari mereka yaitu Rena, asisten Aldrian.
Aldrian dan Syamara juga sudah siap. Mereka sudah didalam mobil dan tinggal berangkat saja.
"Aku gak mau nyakitin kamu Sya" Ucap Aldrian mencoba memegang tangan Syamara.
"Jalanin aja mobilnya, ini udah resiko kamu. Berani berbuat berani bertanggungjawab, dan aku juga minta nanti setelah dia menjadi istri kamu perlakuan dia dengan baik sama seperti kamu memperlakukan aku" Ucapnya tegas.
Syamara sama sekali tidak menampakkan wajah sedih, diwajahnya hanya ada kesabaran dan keikhlasan jelas tergambar.
Aldrian mau tidak mau menjalankan mobilnya menuju apartemen Nisa. Ya mereka akan melangsungkan akad disana.
Syamara Pov
Aku harus ikhlas dan aku harus kuat. Demi menjaga nama baik suami dan keluarga aku harus ikhlas.
Aku selalu menyakinkan diriku untuk mengikhlaskan pernikahan ini.
Beberapa jam kemudian Mas Aldri resmi dan sah menjadi suami dari Nisa. Aku pun sah bergelar istri pertama.
"Maafin aku Sya" Mas Aldri nangis sambil memelukku.
"Jangan cengeng mas, hadapi dan pikul tanggungjawab kamu" Aku mendorongnya agar melepas pelukan.
Nisa datang dan memeluk lengan Mas Aldri, aku yang melihatnya langsung menjauh untuk memberikan ruang ke Nisa.
"Sya" Panggil Mas Aldri.
Aku menoleh padanya dan terlihat wajah sedih serta penyesalan diwajahnya.
Ya, Mas Aldri dan Nisa nikah siri. Nisa setuju akan hal itu asalkan dia menjadi istri Mas Aldri.
"Aku pamit dulu mas. Assalamualaikum" Ucapku.
Mas Aldri yang mau mengejarku dihentikan dengan tarikan oleh Nisa.
"Sebentar Bu Syamara" Aku menoleh saat ada yang memanggil.
"Iya, kenapa?" Tanyaku.
Perempuan ini adalah rekan kerja Mas Aldri dan sekaligus sahabat dekat Nisa.
"Bu Syamara baik-baik aja?" Saya antarkan sampai bawah boleh ya?" Ucapnya.
Aku mengangguk mengiyakan, itung-itung teman ngobrol bentar.
"Maaf Bu saya lancang. Ibu ikhlas ya kalau dokter Aldri nikah lagi?" Tanya nya saat kami dalam lift.
"Ikhlas ga ikhlas harus diikhlaskan karena itu kesalahan Mas Aldri dan dia harus tanggungjawab" Balasku.
Dia terdiam dan menatapku saja, entah kenapa tatapannya penuh dengan kesedihan dan penyesalan juga.
"Udah santai aja, insyaallah saya ikhlas lahir batin. Selagi itu bisa menolong kehormatan sesama perempuan, kasian dokter Nisa kan" Ucapku lagi sambil memegang bahunya.
Dia tersenyum canggung dan pas juga pintu lift terbuka.
"Saya duluan ya" Rupanya taksi online pesananku sudah tiba.
"Hati-hati di jalan ya Bu" Aku mengangguk dan berjalan ke arah taksi.
Di dalam taksi barulah aku menangis sejadi-jadinya. Sampai-sampai supir taksi ketakutan.
"Mba maaf mba jangan nangis ntar saya dikira nyulik mba" Ucapnya.
"Maaf pak saya terbawa emosi" Ucapku sambil menetralkan tangisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan
Short StoryMengisahkan seorang istri yang hanya dianggap istri atas kertas oleh suaminya