Melepas Lajang

1.3K 61 1
                                        

Syamara Pov

Aku menceritakan kejadian malam itu ke Nia. Nia memang adalah satu-satunya teman tempatku curhat selain Mba Mira. Nia menasehatiku, dia bilang kalau misal aku tidak suka jangan diteruskan.

"Mba dipanggil mama" Illa datang sambil membawa jeruk ditangannya.

"Mama udah pulang ya?" Tanyaku.

"Lah iya lah mba, kan ngajar di sekolahku. Kalau aku aja udah pulang mama juga" Jawab Illa.

Aku turun dari ranjang menuju lantai bawah mencari mama.

"Kenapa ma manggil Mara?" Tanyaku saat sudah bertemu mama.

"Kamu beneran yakin nerima perjodohan ini? Kalau gak, nanti mama bicara ke papa pasti papa ngerti"

"Mara yakin kok ma. Kan udah diterima juga lamarannya. Udah nentuin tanggal masa tiba-tiba gak jadi" Jawabku mencoba menghibur mama.

"Beneran ini kamu ikhlas?" Lagi-lagi mama bertanya untuk memastikan.

"Iya mama. Gak papa, mama doain aja semoga nanti Mara sakinnah mawaddah warohmah. Karena bagi Mara pernikahan itu sekali seumur hidup ma" Jawabku.

Mama terharu dan memelukku cukup erat dan lama.

Setelah acara haru-haruan selesai mama mengajakku untuk mengukur baju nikahan.

"Illa ikut gak?" Tanyaku ke Illa yang tengah tiduran sambil nonton tv dikamar.

"Kemana mba?" Tanyanya.

" Ke butik mau ngukur baju, baju kamu juga belum kan?" Jawabku sambil memakai kerudung.

"Illa udah janjian sama Kak Amanda mau barengan ngukurnya nanti sore. Mba sama Mba Mira aja duluan" Jawabnya.

Illa rupanya sudah dekat dengan adiknya Mas Aldrian. Ya, mulai sejak hari pertunangan aku memanggilnya mas.

"Mba mau bareng?" Tanyaku.

"Aku udah ngukur kemaren Ra, kamu aja pergi sama mama" Jawabnya.

Aku akhirnya berpamitan dengan Mba Mira dan Illa.

Butik yang kami tuju juga tidak jauh dari rumahku.

"Lah ketemu disini kita" Mama bersalaman dengan bunda.

"Iya ini nemenin Ahmad dan Nara ngukur baju" Terlihat kakak dari Mas Aldrian dan istrinya sedang diukur.

"Masuk yuk!" Ajak bunda.

Aku membiasakan memanggil orangtuanya dengan sebutan bunda dan papa. Bukan tanpa alasan tapi itu permintaan mereka.

Aku mengukur beberapa baju dan juga baju adat. Rencananya hari akad dan hari resepsi dibedakan agar aku tidak terlalu capek dan riweh.

Hari akad akan diadakan dihari Jumat sesuai permintaanku, dan resepsi akan diadakan dihari sabtu agar dihari minggu semua bisa beristirahat sebelum seninnya beraktifitas seperti biasa.

Pas akad nanti aku akan memakai kebaya putih polos dan siangnya untuk menjamu tamu dihari akad akan menggunakan adat Sunda.

Kebetulan bunda dan mama sama-sama orang Sunda. Untuk hari resepsi aku memakai 3 baju. Paginya memakai baju adat Minang karena papa Mas Aldrian dari Minang, siangnya pakai baju adat Aceh karena papa dari Aceh dan sorenya pakai baju gaun pengantin biasa.

Agak ribet dari tadi aku disuruh gonta-ganti baju untuk dipaskan ke badan. Badanku sekecil itukah sehingga harus dirombak habis baju gaunnya.

Hari Akad

Aldrian Pov

Ini adalah hari dimana aku akan melepas gelar dokter lajang menjadi seorang suami. Mau tidak mau aku harus melakukannya.

Istri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang