Syamara Pov
Alhamdulillah masalah dengan Nisa sudah selesai dan Mas Aldri juga sudah pisah secara sah dengan dia. Aku merasa sedikit lega, kenapa sedikit ya karena masih panjang perjalanan rumah tangga kami, tidak tau kedepannya akan seperti apa.
"Mba nanti habis lahiran di rumah mama apa rumah bunda?" Tanya mama ku.
Aku sekarang memang sering main ke rumah mama atau bunda karena bosan di rumah saja.
"Kayaknya di rumah mba sendiri aja ma. Kayak gak adil aja kalau misal mama di rumah mama, gak enak sama bunda Mas Aldri. Kalau Mba di rumah bunda Aldri gak enak sama mama" Jawabku.
Aku sudah diskusi ini sebelumnya dengan Mas Aldri dan kami sepakat untuk di rumah saja. Mas Aldri akan nambah pekerja untuk di rumah lagi.
"Yakin? Nanti mba kewalahan, ini anak pertama kalian dan 2 sekaligus loh" Ucap mama.
"Yakin ma, nanti Mas Aldri mau nambah pekerja di rumah katanya" Jelasku.
"Ya udah berarti mama aja nanti yang sesekali nginap rumah mba. Mama juga gak enak kalau misal mba disini kasian bunda Al, dia kan nanti banget nih cucu perempuan." Ucap mama.
"Iya ma bunda udah excited banget sama cucu-cucu nya ini" Jelasku.
"Mba rencana sama Al mau anak berapa?" Tanya mama.
"Eh ini juga belum lahir ma masa dah nanya mau berapa" Kilahku.
"Ya kan mama tanya aja mba. Mama juga mau loh cucu laki-laki, anak mama laki-laki cuma adik kamu Nic satu itu" Jawab mama.
Aku juga baru ingat kalau mama sebenarnya menginginkan cucu laki-laki. Tapi ini takdir Allah kalau anakku bakal perempuan.
"Insyaallah nanti kalau Mba Mira, Nic atau Illa udah nikah anak-anak mereka pasti ada yang cowok ma" Aku menenangkan mama.
"Masih lama tuh kayaknya mereka mah" Ucap mama.
Aku terdiam sambil menatap mama.
"Udah jangan dipikirin, apapun jenis kelaminnya yang penting mereka sehat dan kamunya juga sehat. Udah mama mau meriksa ulangan harian siswa mama. Kamu kalau mau makan duluan gak papa ya di dapur ambil aja, kalau mau istirahat ke kamar aja" Pesan mama.
Aku tersenyum mengangguk, mama juga naik ke lantai atas menuju kamarnya.
Di rumah hanya ada mama, papa sedang sidang kasus, Nic ada kegiatan kampus, Mba Mira lagi siaran ke luar kota dan Illa jalan-jalan bareng Amanda.
"Assalamualaikum" Aku menoleh ke pintu depan. Kebetulan aku sedang duduk diruang keluarga yang bersebrangan dengan ruang tamu, dari ruang ini nampak pintu depan.
Aku tidak menyahut ataupun keluar karena posisiku tidak memakai hijab dan itu suara laki-laki.
Tak lama suara itu terus mengucap salam dan mama turun.
"Siapa mba?" Aku mengangkat bahu tanda tidak tau.
"Maaf Bu ini paketnya" Ternyata tukang paket.
Mama kembali masuk membawa paket yang ukurannya lumayan besar
"Punya siapa ma?" Tanyaku.
"Punya mba" Aku kaget karena aku tidak ingat kalau mesan barang.
"Assalamualaikum" Itu suara Illa dan Amanda.
"Alhamdulillah dah sampe juga nih paketnya" Ucap Illa.
"Unboxing yok" Ajak Amanda.
Mereka langsung mengambil paketan dari tangan mama dan duduk dilantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan
CerpenMengisahkan seorang istri yang hanya dianggap istri atas kertas oleh suaminya