14 Desember 2018, 00.01 am.
Alarm ponsel berdering nyaring di kamar tidur salah satu rumah mewah. Kawasan elite tempat berkumpulnya para pengusaha kaya raya di Jakarta. Bukan tanpa sebab mengapa disebut kawasan elite, komplek perumahan Graha Abadi ini merupakan salah satu cluster perumahan yang harganya bisa mencapai milyaran rupiah.
Pemilik ponsel dengan sigap langsung meraih benda pipih canggih itu yang terletak di meja samping kasurnya.
"14 Desember, ini waktunya." Katanya sembari mematikan suara alarm yang sedari tadi bergema di kamar yang luas ini.
Kakinya melangkah keluar dan berjalan ke salah satu kamar tidur yang letaknya tepat disamping kamar tidurnya.
Tok-tok-tok, tak ada jawaban dari sang pemilik kamar tidur. Dia mencoba membuka pintunya, tetapi pemilik kamar tidur mengunci pintunya dari dalam.
Tok-tok-tok, kembali dia mencoba mengetuk pintu berharap ada jawaban.
"bunda"
Setelah beberapa saat mencoba sabar dan berusaha membangunkan seseorang didalam sana, akhirnya dia menyerah. Sepertinya pemilik kamar tidur sedang tertidur lelap.
Bukan, bukan. Sepertinya bukan tertidur lelap. Yang pasti dan yang sering terjadi biasanya jika pintu di kunci dan tidak menjawab orang yang memanggilnya dari luar, itu artinya pemilik kamar tidur sedang tidak ingin diganggu. Atau ingin sendiri, ya benar-benar sendiri.
Pria yang memanggil bunda untuk pemilik kamar tidur yang dikunci itu pergi kebawah. Dia berjalan menuju ke arah dapur. Diambilnya sebuah kue brownies bertancapkan lilin angka 16 yang dia buat sendiri didalam kulkas. Salah satu keahliannya adalah membuat kue.
Kembali dia berdiri didepan pintu kamar tidur yang dia panggil bunda itu. Pintu kembali dia ketuk, sebagai tanda ada orang diluar kamar tidur yang sedang menunggu jawaban dari tadi.
"Bunda, ini Zwei. Hari ini Zwei ulang tahun Bunda. Bunda ingetkan?"
Hening dan masih tidak ada jawaban.
"Bunda gamau keluar kamar buat rayain ulang tahun Zwei?"
Hening kembali, benar-benar tidak ada suara sedikitpun didalam sana.
"Yaudah Zwei balik ke kamar lagi ya. Bunda jangan lama-lama di kamarnya. Pagi ini Fiki, Om sama Tante bakalan kerumah. Zwei harap Bunda bukain pintu buat Zwei ya. I love you so much Bunda."
***
Zweitson Darelano, seorang anak yang dilahirkan 16 tahun lalu dari seorang ibu bernama Angel Bernetta. Dari lahir dia tak pernah merasakan yang namanya kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Ibunya atau yang dia panggil Bunda adalah wanita cantik yang sangat susah untuk dia sentuh. Seorang ibu yang tak pernah menyusuinya, yang tak pernah menggendongnya, yang tak pernah mengajarinya calistung, dan banyak hal lain yang tak pernah Zweitson dapat dari seorang ibu.
Zweitson yakin, bukan karena tidak cinta, bundanya seperti ini. Tetapi karena depresi berat yang bundanya derita. Selalu saja ketika Zweitson menampakan diri di depan bundanya, bundanya akan berteriak dan membanting benda seperti orang gila.
Katanya ini terjadi setelah ayahnya meninggalkan bunda begitu saja saat Zweitson masih dalam kandungan. Pria bodoh yang Zweitson benci dan akan selalu dia cari untuk membunuhnya itu, seseorang yang sampai saat ini dia tidak pernah tau nama dan alamat tempat tinggalnya. Tak ada yang tau siapa dia.
Dia bukan ayah, dia hanya seorang bajingan gila yang tak punya hati menurutnya.
***
"ASTAGA SONIIII! BANGUN WOYYYYY UDAH SIANG INI." Fiki berteriak sambil membangunkan Zweitson dengan cara yang sedikit barbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...