Rabu, 29 April 2020, 20.00 pm.
Hari ini Fajri berkunjung ke salah satu café. Dia sedang ada janji dengan wanita yang menemuinya waktu di pemakaman.
"Jadi, bagaimana Fajri dengan tawaran saya? Apa kamu sudah mempertimbangkannya?"
"Anda belum menjawab pertanyaan saya. Kenapa anda ingin menyingkirkan Zweitson?"
"Kalau itu kamu tidak perlu tahu. Cukup jalankan saja rencana saya nantinya."
"Saya butuh jawaban untuk itu."
"Itu tidak penting."
"Itu penting bagi saya. Apa sebenarnya yang anda mau dari seorang Zweitson? Dia hanya cowok cupu dan lemah. Keluarganya juga tidak jelas. Hidup dia memang tidak jelas. Jadi apa yang membuat anda menargetkan dia untuk lenyap dari dunia ini?"
"Dia memang seharusnya tidak di lahirkan ke dunia ini. Dia akan jadi penghancur untuk kehidupan keluarga saya. Saya tidak ingin dia ada di dunia ini."
"Memang anda siapanya Zweitson? Jangan-jangan anda ..."
"Sepertinya kamu sudah tahu banyak mengenai anak itu. Saya tidak salah memilih kamu. Sebagai imbalannya saya juga akan membantu kamu melenyapkan orang-orang yang mengganggu kamu. Saya sudah tahu target kamu siapa. Bahkan saya bisa lenyapkan orang tua Shandy. Itu mudah bagi saya."
"Oke saya terima. Jadi rencana awalnya apa?"
"Rencana pertama saya yang akan menjalankannya, kamu tinggal tunggu kabar dan selalu awasi Zweitson."
"Terus rencana saya?"
"Kamu jalani saja apa maumu, jika perlu bantuan hubungi saya."
"Segini saja?"
"Mau yang lebih susah?"
"Saya kira, saya yang akan menghabisi Zweitson."
"Nanti kamu akan merasakannya sendiri."
"Oke, baiklah."
Selasa, 05 Mei 2020, 11.10 pm.
"SONI."
"APA?"
"SINI KE BAWAH."
Hari ini hari kepulangan Fiki dari Palembang. Tadinya Zweitson hendak ikut, tetapi ada banyak hal penting yang akan Zweitson kerjakan. Salah satunya mendesak Gilang untuk mengakui dirinya siapa.
"Apa sih Fik?"
"Nih gua bawa pempek, udah gue goreng di rumah."
"Oke thank's ya."
"Gimana enak gak?"
"Enak, kayak biasanya."
"Jadi lo ngapain aja di rumah?"
"Kebanyakan sih gue ke toko buku."
"Ketemu dia?"
"Ketemu, gue udah beberapa kali ketemu dia terus."
"Jadi siapa namanya?"
"Gue gak nanya."
"Idih, gimana sih lo."
"Gue selalu ngerasa gue gak perlu nanya nama dia. Seolah-olah gue emang udah kenal dia dari lama."
"Ya tapi kalau lu gak nanya, gimana lu tau dia?"
"Gue juga gak ngerti."
"Udah ah mulai dari hari ini, kalau lu mau ke toko buku, harus bareng gue."
"Biasanya juga lo gak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...