Senin, 03 Juni 2019, 08.00 am.
Siapa yang tidak excited coba dengan hari pertama di sekolah baru? Hari ini Zweitson dan Fiki resmi menjadi siswa baru di SMA NUSANTARA. Mereka berdua kini menempati kelas mereka di kelas X-A. Rumornya kelas ini merupakan kelas unggulan. Setiap tahunnya kelas ini akan selalu di isi dengan murid-murid berprestasi seperti Zweitson dan Fiki.
Namun ternyata dengan sangat kebetulan, Fajri pun berada di kelas ini. Dengan kata lain sekarang Zweitson, Fiki dan Fajri menempati kelas yang sama. Mungkin mereka akan sama-sama tak suka, tetapi apa boleh buat? Mereka harus menerima itu.
Jam pertama di isi dengan perkenalan wali kelas serta pengenalan siswa yang nantinya akan menjadi teman sekelas selama satu tahun ke depan. Tak lupa juga pembagian struktur organisasi di dalam kelas.
"Baik, Zweitson sekarang kamu yang menjadi ketua kelas ya." Ucap wali kelas menutup jam pertama hari ini.
Hasil voting memang menunjukkan sebagian besar murid di kelas ini memilih Zweitson untuk menjadi ketua kelas. Mengenai alasannya, author juga tidak tahu. Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang haha. Oke back to topic. Untuk Fiki dia tidak mengajukan menjadi apapun, cukup menjadi murid biasa katanya sudah cukup.
Bel istirahat berbunyi, Zweitson dan Fiki memutuskan untuk pergi ke kantin saja. Sepertinya akan menjadi tempat favorit bagi Fiki. Yang katanya diet tetapi makannya banyak itu. Setelah sampai, mereka langsung memesan makanan dan minuman. Lalu duduk di salah satu meja yang sudah di sediakan.
"Untung di sini ada pempek."
"Si paling pempek dasar."
"Lu kenapa beli minum aja Son?"
"Ga laper gua."
Dari kejauhan Fenly melihat ada Zweitson, Fenly yang sedang dengan Shandy dan Ricky lantas mengajak mereka untuk duduk bareng dengan Zweitson dan Fiki.
"Hai Son, hai Fik."
"Hai kak Fen, kak Shan, kaaakkk...." Fiki terlihat bingung karena belum mengenal kakak kelas yang satu ini.
"Kenalin gua Ricky, Ricky Abyaz Zakno anak kelas XII IPA 2."
"Hai kakw Riwky, kewnalin guwe Fikiw."
"Fik kebiasaan lu. Kunyah telen baru ngomong."
Zweitson Nampak melototi Fiki karena kebiasaannya saat mulut penuh dengan makanan lalu berbicara.
"Hai kak, kenalin gua Zweitson. Sorry ya sama kelakuan nih bocah."
Fiki yang mendengarnya hanya bersenyum ria saja. Memang kebiasaannya ini susah sekali dihilangkan.
"Iya santai aja Son."
"Oh iya kakak-kakak ini satu kelas? Bisa barengan ke kantinnya."
"Engga Son, gua masih kelas sebelas. Kalau mereka berdua emang satu kelas."
"Oh kak Fenly masih kelas sebelas."
Fenly hanya mengangguk sambil memakan makanan yang dia bawa tadi, dan yang lain pun sama menyantap makanan yang mereka beli. Tak sengaja Zweitson melihat sosok yang dia kenal.
"Gilang?"
Zweitson sedikit membenarkan kacamatanya, takutnya dia salah melihat orang. Tetapi pandangannya benar, itu benar Gilang yang Zweitson kenal.
"Lu kenal Gilang Son?" Tanya Ricky yang terlihat penasaran dengan Zweitson.
"Gua cuman taunya dia pemilik café Lily kak. Kalian ada yang sekelas dengan Gilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
أدب المراهقينCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...