Kamis, 17 Oktober 2019, 14.15 pm.
Cuaca hari ini sedikit mendung. Langit diatas sana menampakkan warna gelap. Sepertinya akan turun hujan sore ini.
Ara yang sudah bersiap-siap akan pulang, mendapatkan pesan dari seseorang. Wajahnya sedikit cemas dan nampak terburu-buru.
"Fik, Son, kalian berdua pulang duluan aja ya."
"Loh ada apa Ra?"
"Aku ada urusan dulu Fik."
"Oh oke, hati-hati ya Ra."
"Oke Fik, Fiki juga hati-hati ya. Jagain Fiki ya Son. Bye."
Tak di sangka, Fajri mendengarkan obrolan mereka bertiga. Dia penasaran, mungkin ini juga salah satu kesempatannya untuk menawarkan pulang kepada Ara. Karena Zweitson dan Fiki akan pulang lebih dahulu.
"Son, Ara kenapa ya?"
"Iya Fik. Kok buru-buru banget."
"Kita ikutin yuk."
"Ngapain? Kepo banget urusan orang."
"Ayok."
Fiki menarik tangan Zweitson, berniat untuk mengikuti Ara. Fiki Nampak sangat penasaran Ara akan pergi kemana. Pasalnya Ara sudah merencanakan akan pergi dengan Fiki dan Zweitson pulang sekolah ini.
Fajri yang mendengarnya pun langsung bergegas mengekori mereka berdua. Tampak kesal, karena seharusnya mereka pulang saja. Rencananya mengajak Ara pulang akan gagal jika ada mereka berdua.
Berhentilah Ara di salah satu taman sekolah. Taman ini tepat berada di belakang perpustakaan sekolah. Taman ini jarang sekali di singgahi, karena letaknya yang cukup terpencil.
"Ara ngapain kesini? Ada Kak Shandy juga." Bisik Fiki. Mereka harus memelankan suaranya takut terdengar oleh Ara ataupun Shandy.
"Ngapain lo berdua?"
Fiki dan Zweitson sontak kaget mendengar ada suara di belakang mereka. Refleks mereka langsung berbarengan menengok ke arah belakang, tempat suara itu muncul.
"Sssstttt pelanin suara lo Ji." Fiki kembali berbisik, menyuruh Fajri untuk memelankan suaranya.
"Gue tanya ngapain lo berdua di sini?" Anehnya Fajri pun mengikuti arahan Fiki.
"Ssstttt udah-udah diem, dengerin tuh mereka ngomongin apa?" Kali ini Zweitson angkat bicara, menengahi Fiki dan Fajri.
Ara sudah berada tepat didepan Shandy. Shandy pun sudah mempersilahkan Ara duduk di bangku yang memang di sediakan di sini.
"Gue cuma minta lo buat jauhin Fiki sama Soni Ra."
"Gak bisa Kak Shan."
"Lo bisa Ra. Please. Aji masih butuh lo, dia masih sayang sama lo."
"Tapi kak Shan..."
"Please dengerin gue Ra. Gue butuh lo buat baikan sama Aji. Gue berharap banyak sama lo Ra."
"Kak Shan, aku ..."
"Gue mohon Ra. Aji bener-bener masih sayang sama lo Ra. Dia berharap bisa balikan sama Lo. Lo masih sayang kan sama Aji?"
"Sebenarnya aku ..."
"Udahlah, gue tau lu masih sayang kan sama Aji? Buktinya lu pake cicncin dari Aji. Gue juga tau kok Fiki bukan tipe lo. Gue mohon ya balikan sama Aji."
Saat ini Fiki diam mematung mendengarkan semua yang di bicarakan Ara dan Shandy. Berbeda dengan Fajri dia tampak tersenyum dengan itu semua.
"Lo denger kan Fik? Sebenernya Ara masih sayang sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...