Jumat, 18 Oktober 2019, 13.14 pm.
"Ayah sama ibu udah ceritain semuanya Ji sama gue. Lu pulang ya, biar mereka bisa jelasin apa yang sebenarnya terjadi."
"Gue gak mau."
"Ji, Ayah dan ibu emang salah udah nabrak orang tua lu. Tapi orang tua lu, nitipin lu ke Ayah dan Ibu. Itulah sebabnya lu dari kecil jadi anak Ayah dan Ibu."
"Lu pikir dengan cara itu bisa nebus semua kesalahan mereka? Mereka jahat tau gak?"
"Iya gue ngerti Ji. Tapi kasih mereka kesempatan buat memperbaiki semuanya Ji."
"Udah gak ada yang bisa di perbaiki kak. Pembunuh tetap pembunuh. Dan gue benci kalian semua. Gue gak mau di ganggu lagi. Gue mohon lo pergi."
"Ji .."
"PERGI!!!"
"Udah Shan, kita keluar ya."
Saat ini memang mereka sedang berada di apartemen Farhan. Aji sudah memilih untuk tinggal bersama Farhan.
"Lo harus ngertiin Aji ya. Dia udah mendem ini dari 2 tahun yang lalu. Dan sekarang pasti perasaan dia lagi kacau. Lo jangan paksa dia dulu ya, biarin dia sendiri dulu."
"Gue tau Han. Gue titip Aji ya, kalau ada apa-apa kabarin gue. Gue emang bodoh, baru tau ini sekarang."
"Udah gak usah nyalahin diri sendiri. Gak ada yang mau kena masalah. Tenang aja, setelah gue tau cerita sebenarnya gue bakal lebih jagain Aji lagi kok."
"Ya udah gue pulang ya Han. Thank's."
Berat langkah Shandy untuk meninggalkan apartemen Farhan. Dia ingin menyalahkan orang tuanya, tetapi kecelakaan itu tidak di sengaja.
Saat itu rem mobil ayah Shandy tiba-tiba blong dan menabrak sepeda motor. Terdapat seorang pria dan wanita serta seorang bayi laki-laki. Pria dan wanita ini adalah pasangan suami istri yang baru di karuniai seorang bayi laki-laki tampan.
Saat kejadian bayi laki-laki tampan itu masih berumur 3 bulan, mereka hendak pergi ke toko swalayan untuk membeli keperluan rumah. Tanpa di duga, dari arah berlawanan datang sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak mereka.
Pria yang mengendarai motor tersebut meninggal dunia di tempat. Sedangkan wanita dan bayi laki-laki tersebut bisa di selamatkan. Namun beberapa jam setelah dilarikan ke rumah sakit, nyawa wanita tersebut tidak tertolong.
Sebelumnya wanita tersebut sudah menitipkan bayinya pada istri dari sang pengendara mobil. Sebagai rasa tanggung jawabnya, akhirnya pengendara mobil yang di ketahui seorang ayah bertanggung jawab atas bayi laki-laki itu.
Kemudian mereka menamai bayi laki-laki itu dengan nama Fajri sesuai nama asli yang di berikan oleh orang tuanya. Mereka menambahkan Alvan Maulana agar sama dengan anak semata wayang mereka, yaitu Shandy Alvan Maulana.
Dari saat itulah Shandy memiliki seorang adik, yang semenjak kecil dia hanya tahu bahwa Fajri adalah adik kandungnya sendiri.
Berbulan-bulan lamanya semenjak kejadian itu, Fajri masih betah tinggal di apartemen Farhan. Farhan sama sekali tidak keberatan dengan itu. Yang biasanya Shandy akan selalu meminta Fajri untuk pulang, sekarang lebih bisa mengerti dengan keadaan Fajri.
Sikap Fajri seperti ini adalah bentuk rasa sakit hatinya pada kedua orang tua Shandy. Sepatutnya Shandy harus bisa memaklumi dan tidak memaksakan kehendak Fajri sedikit pun. Walaupun dia selalu dilanda rasa rindu pada adiknya itu.
Bagaimana pun keadaan yang harus dia terima, Fajri tetaplah adiknya. Adik kesayangannya. Sosok yang selalu dia harapkan pulang dan kembali berkumpul seperti dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...