Jumat, 31 Juli 2020, 06.05 am.
Pagi yang sangat cerah di Jakarta. Kemarin malam turun hujan, menyebabkan jalanan pagi ini sedikit basah. Tetapi aroma udara pagi ini sangatlah sejuk.
Fenly beranjak dari kasur dan memutuskan untuk keluar. Udara dingin masuk saat dia mulai membuka pintu yang mengarah ke balkon.
Sebenarnya kamar tidur Fenly berada di dalam dan tidak ada pintu untuk ke balkon. Ini adalah kamar Misel, sang pemilik kamar sudah tidak mengisi kamar ini dari sebulan yang lalu.
"Haaahhhhh... Seger banget pagi ini. Dek, kamu gak kangen apa sama udara ini? Kakak kangen kamu dek."
Air mata menetes dari pipi putih Fenly. Udara yang menusuk kulitnya mampu menusuk juga relung hatinya yang saat ini merindukan sosok adik tercintanya.
Pohon mangga di depan rumahnya menyadarkan Fenly saat Misel masih ada disini. Saat musim mangga, selalu saja Misel meminta Fenly memanjat pohon itu untuk memetik mangga.
Saat seperti inilah Fenly merasa dunianya hancur. Sendiri itu sangat menyiksanya. Di tengah rasa hampanya, Fenly mengingat sesuatu.
"Soni, udah bangun belum ya?"
Dia kembali ke kamar tidur Misel untuk mengambil ponsel dan menghubungi Zweitson.
Tutttt...Tuttt...
"Belum bangun mungkin. Son, gue kakak lo. Tapi kenapa lo gak pernah hubungi gue sih?"
Saat hendak pergi untuk kembali ke balkon, pintu terdengar terbuka. Menampakkan Gilang disana.
"Bokap lo mau ketemu. Ikuti gue."
"Mau ngapain? Gua males ketemu dia."
"Temuin aja dulu. Siapa tahu penting."
"Paling dia nanyain Soni. Anak itu kemana? Anak itu baik-baik aja? Ayah mau ketemu dia Fen, tolongin ayah. Pasti dia ngomong gitu kan? Udah ketebak."
"Ya apa salahnya lu datengin lagi bokap lo. Lama-lama dia bisa gila tau, lo gituin terus."
"Gak papa, biar dia rasain karmanya sendiri."
"Fen..."
"Udah ah kak gue mau ke rumah Soni. Gua gak ada waktu buat si bajingan itu. Biarin dia mati di tempat lo sembunyiin dia aja. Gue bener-bener udah gak peduli sama dia."
Gilang sudah tidak bisa lagi memaksa Fenly untuk menemui ayahnya. Gilang hanya perlu memaklumi saja posisi Fenly saat ini.
Memanglah Liam sengaja di sembunyikan Gilang, agar dia tidak mencari Zweitson. Terlebih keadaannya memang sangat genting. Lily belum bisa ditemukan, itu benar-benar masih mengancam nyawanya Zweitson.
Jam sudah menunjukan pukul 8 dan Fenly sudah berada di kediamannya Zweitson. Dia mencari Zweitson di ruangan bawah, namun ternyata tidak ada. Alhasil dia naik ke atas, ke kamar tidurnya Zweitson.
Di depan pintu kamar tidurnya Zweitson, Fenly hanya terdiam. Pintunya memang terbuka, tetapi entah mengapa Fenly belum mau masuk atau sekedar mengetuk pintu saja.
Helaan nafasnya panjang. Pikirannya sudah tidak tentu arah. Bahkan mungkin hidupnya sudah tidak tahu harus dia bawa kemana.
"Lo, satu-satunya harapan gue sekarang Son."
***
Sementara itu, Shandy tengah mengendarai mobilnya menuju ke suatu tempat. Namun sebelumnya dia menemui dahulu Gilang.
Setelah bertemu Gilang, lalu keduanya pergi bersama. Hari ini Farhan dan Ricky akan kembali ke Australia karena masa cuti mereka sudah habis.
Kini Shandy dan Gilang sudah berada di bandara. Mereka sekarang bertemu dengan Farhan dan Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...