10.00 pm
"Kak Gilang gue harus gimana? Soni gak bisa di hubungi."
"Kita tunggu aja Fik. Lu tenang ya."
"Iya Fik. Tenang ya pasti Soni gak kenapa-napa." Tambah Ara.
"Misel telpon."
"Angkat aja Fik. Speaker gue mau denger."
"Oke kak. Hallo Sel."
"Fik, gimana keadaan Zwei?"
"Soni..."
Fiki melihat ke arah Gilang. Gilang menggelengkan kepalanya dan mengisyaratkan untuk Fiki menjawab baik-baik saja.
"Dia baik-baik aja Sel."
"Apa Zwei udah tidur?"
Gilang mengangguk.
"Udah Sel. Ada apa?"
"Ibu sama kak Fen ngelarang aku buat ketemu Zwei. Aku gak tahu alasannya apa Fik. Bantu aku Fik, aku mau ketemu Zwei."
"Misel."
"Zwei gak bisa di hubungi dari tadi. Aku Cuma mau bilang aku sayang sama Zwei. Misel rindu Zwei. Tolong Fiki sampein ke Zwei ya."
"Iya Sel, pasti aku sampein."
"Fik."
"Hhmm iya Sel."
"Aku harus apa sekarang? Apa yang terjadi sebenarnya? Hikkss..Hikkss.."
Fiki sangat mengerti perasaan Misel. Bahkan dia juga merasakan hal yang sama saat ini. Fiki ingin Zweitson kembali. Sama seperti malam-malam sebelumnya.
Selalu saja Zweitson memarahi Fiki karena bermain game di ponselnya. Ketika hendak tidur, Zweitson selalu menyuruh Fiki mencuci kakinya terlebih dahulu.
Zweitson selalu menyelimuti Fiki ketika selimutnya di tendang. Apalagi ketika hujan tiba, Zweitson selalu memastikan adiknya itu tidak kedinginan.
Tetapi malam ini, Zweitson belum menampakkan dirinya. Fiki sama khawatirnya dengan Misel. Bahkan sebelum Misel mengenal Zweitson, Fiki lebih dahulu tahu bagaimana rasa sayangnya Zweitson.
Saat dunia Zweitson runtuh, seharusnya Fiki yang ada di sampingnya. Tetapi Fiki tidak melakukan apapun, dan memang tidak diberi kesempatan untuk itu.
"Tenang Sel, Istirahatlah."
"Kabarin aku segera kalau Zwei ada apa-apa."
"Soni yang akan ngabarin kamu Sel. Tunggu aja."
"Baiklah." Tut.
"Ra. Aku tahu Soni kuat. Tapi ini terlalu berat buat dia Ra. Hikkss..Hikss.. Kak Gilang gue mohon bawa Soni pulang. Hikss..Hikss.."
Farhan dan Ricky baru datang dari Australia, dia mendapat kabar dari Gilang bahwa Zweitson ada di dalam Bar nya.
Farhan mendapati Zweitson yang sudah mabuk tertidur di salah satu kursi barnya.
"Sejak kapan Soni disini?"
"Dia bukan pemabuk yang baik ternyata."
"Lu ngarepin dia jadi pemabuk Han?"
"Mana mungkin. Ini bukan tempat dia. Bawa dia ke apartement gue Rick."
Ricky hanya mengangguk. Ricky dibantu oleh karyawan disana membawa Zweitson ke dalam mobil Farhan.
"Kasian banget Soni Han."
"Gue harus gimana? Gue capek." Suara Zweitson terdengar berat dan seperti meringis menahan sakit.
"Soni? Han Soni Han."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...