Senin, 12 Agustus 2019, 08.00 am.
Selesai upacara hari ini, Zweitson di panggil wali kelas untuk datang ke ruangannya. Walaupun tidak di ajak, Fiki tetap mengekori Zweitson ke ruang guru. Setelah sampai, ternyata sang wali kelas tidak ada di mejanya. Malah ada seorang siswi yang tengah berdiri, Zweitson dan Fiki sama sekali tidak mengenalinya.
"Son, nanti pas udah latihan dance mampir beli es krim ya."
"Ini masih pagi Fik. Ngapain udah bahas pulang sekolah sih?"
"Ya gak papa dong."
"Berisik lu ah. Bu wali kelas mana lagi?"
"Kalian anak kelas X-A?" Tanya siswi yang tidak di kenal oleh Zweitson dan Fiki ini.
"Iya. Kamu?" Jawab Fiki.
"Aku juga. Aku murid pindahan dari Bandung. Kenalin Zahra Salsabila Irawan, panggil aja Ara."
Siswi yang ingin di panggil Ara itu memberikan tangan kanannya untuk di jabat oleh lawan bicaranya. Fiki yang sudah mengerti niat si siswi itu pun, memberikan tangan kanannya juga.
"Gue Fiki dan ini Zweitson. Panggil Soni aja, kebagusan kalau Zweitson."
"Hai, gue Zweitson. Terserah lo aja mau panggil gue apa, yang penting jangan dengerin omongan Fiki. Rada aneh emang anaknya."
Zweitson hanya melambaikan tangannya pada Ara. Gak ngerti juga kenapa gak berjabat tangan dengan Ara, padahal Ara kan cantik, terserah Zweitson saja lah.
"Tadi wali kelas ke ruangan sebelah dulu, katanya mau ambil berkas."
"Oh oke Ara, makasih buat infonya."
"Oke Fik."
"Soni udah dateng? Loh Fiki ngapain kesini? Ibu kan gak nyuruh."
Wali kelas yang menjadi bahan pembicaraan mereka bertiga ternyata sudah datang dan menghampiri mereka bertiga.
"Gak papa lah bu, Fiki kan mau ikut Soni."
"Kebiasaan kamu ngikutin Soni."
"Gak tau nih Bu, pindahin kelas aja lah."
"Ehhh jangan dong. Ibu sama Soni kok sekongkol sih?"
"Hahahaha sudah sudah. Oh iya Son ibu mau minta tolong sama kamu, ini ada Ara pindahan dari Bandung, kamu anterin ke kelas ya. Sekalian ini bawain buku paket buat Ara."
"Padahal gak papa Bu, Ara bisa ke kelas sendiri dan bawa buku paket sendiri."
"Gak papa Ra, aku bantu bawain hehe."
"Fiki genit banget. Eww."
"Apaan sih Son, iri? Bilang bosss."
"Udah udah kalian berantem mulu. Ara kamu ikutin mereka berdua ya."
"Baik Bu, terimakasih."
"Awas loh jangan di jahatin Aranya."
"Siap Bu."
"Iya Bu. Kalau gitu Soni sama Fiki anterin Ara ya."
"Iya silahkan."
Dan mereka pun beriringan keluar ruangan wali kelas. Di perjalanan menuju kelas, Fiki tak hentinya bertanya pada Ara tentang apa saja, sesekali dia menjelaskan beberapa tempat yang ada di sekolah ini. Zweitson hanya diam saja, karena posisinya di depan.membelakangi Ara dan Fiki.
Sesampainya di kelas, Ara langsung di bawa masuk dan duduk di bangku yang memang sudah di siapkan petugas sekolah ternyata. Satu bangku kosong di dekat Fajri. Fajri yang melihatnya langsung beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...