Kamis, 02 Mei 2019, 06.50 am.
Hari ini Zweitson dan Fiki sedang jogging santai di komplek perumahannya. Sekedar olah raga ringan saja. Sebenarnya ini ulah Fiki yang katanya berat badannya naik sehabis kelulusan kemarin. Karena Fiki banyak menghabiskan waktu untuk makan, untuk melepas stress sehabis Ujian Nasional katanya.
Lihat saja pipi nya makin hari makin bulat saja. Perutnya pun sedikit maju. Kalau transparan mungkin bisa kita lihat isinya banyak sekali makanan disana. Mulai dari pempek, tahu bulat, roti bakar, martabak dan masih banyak lagi. Memang si gembul ini sudah mirip panda buncit saja.
Hasil Ujian Nasional kemarin cukup memuaskan, oh tidak tidak sangat memuaskan harusnya. Zweitson lulus dengan nilai yang hampir sempurna dan menjadi nilai tertinggi di sekolahnya. Tetapi sayang sekali Zweitson hanya menempati posisi ke 5 dengan nilai Ujian Nasional tertinggi Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Indonesia. Tetapi itu sangat luar biasa bukan?
Untuk Fiki pun sangat memuaskan baginya, walaupun hanya masuk jajaran 10 besar di sekolahnya, itu termasuk pencapaian luar biasa baginya bisa ikut di panggil ke depan murid-murid saat upacara. Bangga sekali rasanya namanya ada di barisan anak-anak cerdas, apalagi ke depan dengan sahabatnya Zweitson.
Memang sudah tidak diragukan lagi otak mereka, sangat pintar. Alhasil mereka langsung di terima di sekolah unggulan di Jakarta. SMA NUSANTARA yang selain anak-anak cerdas juga termasuk sekolah untuk kalangan elite ibu kota.
"Son berhenti yuk, duduk di taman dulu."
"Oke."
"Lumayan capek juga ternyata."
"Perasaan baru 15 menitan deh jogging."
"Ya lumayan lah segitu juga."
Fiki meneguk habis minuman yang di bawanya, begitu pun Zweitson. Mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat di salah satu taman komplek. Masih sangat sepi hari ini, mungkin baru ada satu atau dua mobil yang lewat, mengingat ini masih sangat pagi untuk orang memulai aktivitasnya.
"Fik."
"Apa?"
"Belum ada kabar dari Ayah lo?"
"Bunda?"
"Ya apalagi."
"Belom, terakhir ayah bilang Bunda udah ada kemajuan udah mau keluar kamar."
"Itu mah gue juga udah tau."
"Ya udah tungguin lagi aja."
"Tapiii...."
"Udah lu tenang aja, Bunda bakalan baik-baik aja."
"Gue kangen tapi gue gak bisa apa-apa. Lu pernah gak sih rasain hal kaya gitu? Ketika lu merindukan seseorang, lu berharap seseorang itu datang ke elu, tapi kenyataannya gak gitu. Dan ada perasaan yang aneh di diri lu tentang itu. Perasaan yang diri lu sendiri gak bisa ngedeskripsiinnya. Hal itu hebat mampu buat lu lemah dan kuat dalam sekejap saja."
"Dan lu hanya bisa pendem sendiri?"
"Karena diri lu sendiri pun gak tau perasaan jenis apa itu."
"Lu hanya belum terbuka aja sama orang lain. Gue yakin setiap orang punya rasa rindunya masing-masing. Termasuk gue, elu, bahkan rumput yang lu dudukin pun gue rasa mereka punya rindunya masing-masing. Oh iya gua udah dapet email buat ospek nanti, lu udah baca?"
"Belom. Gue belum cek email."
"Cepet baca dong gimana sih. Eh tapi btw gak kerasa ya kita udah masuk SMA hahaha."
"Hhmm, ya begitu deh."
"Sebelum mulai sekolah, liburan dulu yuk. Kemana kek. Bosen Jakarta mulu."
"Gak ah males."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...