"Makan."
"..."
"Jangan bilang lo gak mau."
"..."
"Son."
"Hmmm..."
"Makan."
"Iya kak Shan iya... Bentar napa nulis dulu."
"Lagian nulis apa sih? Gue kagak boleh lihat lagi."
"Rahasia dong. Kepo lo."
"Sialan. Ya udah nih makan."
Pagi ini, Shandy tengah berada di kamar tidur Zweitson. Setelah semuanya terlihat dan terasa sudah sangat membaik, penjagaan terhadap Zweitson memang sudah tidak seketat sebelumnya.
Gilang sudah memutuskan untuk membebaskan Zweitson, salah satunya untuk dia bisa pergi lagi ke tempat yang dia inginkan tanpa penjagaan penuh. Namun, tetap saja masih dalam pengawasan. Bisa dari ponsel Zweitson atau alat lacak yang memang Gilang sediakan di jam tangan hitam milik Zweitson.
Lily? Wanita itu belum diketahui, belum ada kabar terbaru. Cerdik juga dia ternyata. Bisa bersembunyi selama ini, tanpa di ketahui siapapun.
Gilang percaya, ada tangan yang membantu Llily dalam bersembunyi. Salah satunya Liam. Ternyata dia lebih licik dari yang kalian duga. Namun, Gilang maupun Fenly masih belum bisa mengetahui secara rinci tentang apa rencana Liam.
Buku aneh itu, memang sebuah petunjuk. Satu-satunya pentunjuk yang Gilang punya. Tapi, petunjuk dari Liam itu nyatanya tidak sepenuhnya bisa dijadikan petunjuk. Justru misterinya jauh lebih banyak.
Gilang selalu mengesampingkan itu. Entahlah, Gilang masih percaya Zweitson akan mengakhiri hidup Liam dan semuanya akan kembali ke kehidupannya yang normal.
Seperti sekarang .Ya semuanya seperti kehidupan biasa saja sekarang.
"Aji, apa kabar kak Shan?"
"Hmmm... Dia tetep ganteng."
"Bukan itu dodol."
"Ya terus ape? Dia tetep jadi cowok cool, cowok gemesin, jadi primadona di penjara hahaha. Banyak narapidana cewek yang deketin dia."
"Gila. Bukan itu!"
"Hahahaha iya..iya.. Dia bener-bener jauhhhh lebih baik Son. Dia lebih agamis, dia lebih bisa komunikasi, dia gak galak lagi, yang jelas dia udah bisa nerima kenyataan kalau dia adek tiri gua dan mau nerima kehadiran orang tua gua. Dia bakal jadi sosok yang jauuuhhhh lebih baik Son. Thank's bro."
"Hah? Kok makasih sama gua kak?"
"Yaaaa... entahlah, gue ngerasa harus selalu bilang makasih sama lo buat semua hal yang udah terjadi."
"Termasuk Fiki? Ara?"
"Hhmmm gue selalu bilang makasih sama mereka. Gue yakin mereka udah maafin Aji, makanya Aji bisa berubah sekarang."
"Gue rasa juga gitu sih."
"Lo sendiri?"
"Apa?"
"Lo, belum bisa maafin Aji?"
"Gue pengen banget kak, but gue juga harus jujur. Belum sepenuhnya gue bisa maafin dia, apalagi kalau gue keinget saat dimana Fiki ninggalin gue."
"Gue ngerti kok. Bahkan Aji gak akan maksa lo buat itu. Sorry."
"Hhhmmm."
"Habis ini, lo mau kemana?"
"Kenapa emangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
Teen FictionCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...