Kamis, 04 Juni 2020, 15.00 pm.
Sore ini turun hujan. Fiki sedari tadi menunggu Zweitson pulang. Pasalnya selepas sekolah Zweitson pamit pergi dengan Fajri.
Sudah tidak ada lagi ragu dalam diri Fiki mengenai Fajri. Fajri memang belum sepenuhnya berubah, tetapi dia sekarang lebih baik padanya. Terlebih lagi bisa merelakan Ara untuknya.
Sementara itu Zweitson dan Fajri tengah berada di café Lily. Fajri yang memutuskan mengajak Zweitson ke tempat ini.
"Gue sama Ara dulu pacaran, lo udah tau sih pastinya. Sebenarnya di antara kita gak pernah ada kata putus, tapi Ara mutusin gue secara sepihak. Dari dulu gue gak nerima kata putus dari Ara, jadi gue selalu bilang ke orang-orang, kalau Ara itu milik gue. Dan dia memang harusnya sama gue."
"Lo ngajak gue kesini buat bahas masa lalu lo sama Ara? Kenapa lo gak ngajak sama Fiki aja?"
"Fiki? Haha tau apa dia? Dia cuman taunya lo lindungin dia. Dia belum dewasa kayak lu."
"Lu belum terlalu kenal sama Fiki. Kadang dia dewasa, lebih dewasa dibanding gue."
"Bukan urusan gue juga."
"Jadi alasan sebenarnya apa yang bikin Ara jauhin lo Ji?"
"Gue dulu ngelakuin hal yang fatal. Saat gue tahu gue bukan anak kandung orang tuanya kak Shandy, gue marah sejadi-jadinya. Saat itu gue udah kenal Bang Han dan Bang Lang, jadi gue samperin mereka. Gue sempet depresi, pelarian gue ya mabuk atau gak balap motor berharap gue mati saat itu juga. Tapi nyatanya gue masih hidup sampai sekarang. Lo pasti udah tau kan?"
"Gue udah denger langsung dari kak Farhan kak Gilang."
"Saat itu gue lagi kacau-kacaunya, karena gue ngerasa gak ada yang bisa buat gue ngeikhlasin semuanya. Orang tua gue meninggal di tangan manusia yang besarin gue selama ini. Gue benci sama mereka. Pikiran gue benar benar kacau, singkatnya gue ketemu orang di jalan yang sepi. Gue ngeluapin semuanya ke dia."
"Ngeluapin?"
"Gue bunuh orang itu Son. Karena gue benar-benar pengen bunuh kak Shandy dan keluarganya. Gue hanya inget sedikit tentang itu, karena gue mabuk. Kata terakhir yang orang itu lontarin ke gue, kakak salah apa Ji?. Habis itu dia meninggal di tempat. Gue tercengang, orang itu tahu nama gue. Gue lihat di tangannya ada cincin, gue kenal dengan cincin itu dan gue bawa cincin itu dan kabur."
"Lo gak ketahuan?"
"Lo tahu kan Bang Han tajirnya kayak gimana? Dia ngertiin posisi gue saat itu. Dia nebus semuanya. Dia nutup kasus dengan uangnya. "
"Lo tetep aja salah Ji."
"Gue tahu, suatu saat gue bakal ngakuin semuanya dan gue siap buat nerima konsekuensinya juga."
"Kapan Ji?"
"Gue belum tahu Son. Ara sama Fiki gimana?"
"Mereka makin deket sih. Gue tahu lo masih cemburu."
"Gue benar-benar mau ikhlasin Ara sama Fiki. Fiki bisa gue andelin kan?"
"Ya lo bisa nilai sendiri lah Fiki gimana. Emangnya ada apa Ji?"
"Orang yang gue bunuh itu... kakaknya Ara Son."
"What? Lo serius Ji."
Fajri mulai meneteskan air matanya. Zweitson mengusap punggung Fajri untuk menenangkannya.
"Jadi Ara benci lo karena ini?"
"Iya Son."
"Tapi Ara masih baik sama lo Ji. Lo harus bersyukur."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)
JugendliteraturCerita ringan, tentang sesosok anak yang tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya depresi sedangkan ayahnya seorang yang tak cukup mengerti tentang tanggung jawab. Zweitson Darelano, ini adalah kisahnya. Jangan terlalu mengas...