DUAPULUHTUJUH - DISINI MASIH GELAP

355 56 16
                                    

Fajri terus menemani Ara yang saat ini sekarat. Ara terlihat memuntahkan darah dari dalam mulutnya. Kini sekujur badan Ara terasa pucat sekali.

"Dok, tolong tangani Ara dengan baik ya."

"Baik. Mas bisa tunggu di luar ya."

Fajri menunggu Ara di luar ruangan tempat Ara di rawat. Orang tua Ara sedang tidak ada, dia dikabari oleh supirnya Ara tadi.

Fajri mencoba mengatur nafasnya berkali-kali. Tentang Ara, dia sangat bingung mengapa Ara seperti ini?

"Ji, lo tenang dulu ya."

"Gue takut kak. Gue takut Ara kenapa-kenapa."

"Ya udah sabar dulu ya sampe Dokternya tanganin Ara."

"Gue heran deh Shan, kenapa kejadian ini sama persis dengan Fiki ya? Tadi kata Gilang Fiki juga sama, dia muntah darah."

"Oh iya? Pasti ada yang terjadi sama mereka berdua. Oh iya Soni gimana?"

"Kita teledor banget sama Soni. Dia di tembak seseorang, tapi untungnya dia gak kenapa-kenapa. Bahunya emang kena tembak, tapi dia tadi udah baik-baik aja."

"Syukurlah. Kita kecolongan hari ini. Ya udah gue mau nemuin Soni dulu. Lo jagain Aji ya Han."

"Oke Shan."

Shandy pergi ke ruangan dimana Zweitson di rawat. Disana terlihat ada Gilang. Ricky mengikuti Shandy dari belakang.

"Son, lo gak kenapa-kenapa?"

"Enggak kak Shan, gue baik-baik aja."

"Son, lo bisa jelasin gak Fiki kenapa?"

"Gue gak tahu yang sebenarnya terjadi apa kak Rick. Cuman Fiki ngebohong ke orang tuanya mau pergi ke rumah gue, tapi dia gak ke rumah gue. Dia pergi ke suatu tempat, dan gue bisa tahu itu karena gue ngelacak hp dia. Setelah gue pergi kesana, gue kaget Fiki udah pingsan di pinggir jalan. Dia udah pucet banget dan dari mulutnya keluar banyak darah. Sebelumnya Fiki belum pernah kayak gitu. Pas gue udah masukin Fiki ke dalam mobil, tiba-tiba ada yang nembak ke arah gue dan kena ke bahu kiri gue."

"Fiki sama Ara sama. Sama-sama muntah darah. Pasti penyebabnya sama."

"Iya Lang. Dan setahu gue muntah darah kayak gitu kalau gak kena penyakit pasti karena racun."

"Iya bener Rick. Son sebelumnya Fiki punya penyakit yang parah gak sih?"

"Enggak kak Gilang. Dia sehat, Ara juga."

"Ini pasti ulah seseorang."

"Kak Gilang?"

"Hhhmmm."

"Apa ini ada hubungannya sama gue? Pasti ini karena gue kan?"

"Kita bakal selidikin. Lu jangan berfikir yang aneh-aneh ya."

"Gue capek kak, gara-gara gue orang yang gue sayang semuanya dalam bahaya."

"Ini bukan salah lo."

"Iya Son, ini bukan salah lo."

"Tapi kak Rick..."

"Udah, lo tenang ya. kita tunggu sampe dokter selesai meriksa mereka."

Fajri masih setia menunggu Ara di depan pintu UGD tempat Ara di periksa. Farhan sedikit mencurigai gerak gerik Fajri yang seperti marah.

Bukannya kenapa-kenapa, situasi ini seharusnya dia bersedih jika mengingat Ara adalah wanita yang sangat dia sayangi.

"Ji, lo kenapa sih?"

"Gue takut Bang. Gue takut Ara meninggal."

"Meninggal? Bahkan dokter aja belum keluar dan belum mastiin Ara kenapa."

ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang