DUAPULUHEMPAT - KENAPA?

323 58 10
                                    

Minggu, 07 Juni 2020, 03.45 am.

Zweitson berkeliling menyusuri rerumputan di sebuah taman. Taman ini sangat asing baginya. Dia belum pernah melihat taman seindah ini di Jakarta.

Taman ini di kelilingi banyak sekali bunga. Mereka semua tampak segar dan harum. Siapa saja pasti akan suka dengan taman ini.

Di bagian sisinya ada sungai kecil. Jika dilihat akan ada banyak ikan di dalamnya. Cantik sekali. Airnya pun tidak terlalu dingin.

"Taman ini indah, Misel pasti suka kalau aku ajak kesini." Gumamnya sambil merasakan sentuhan air sungai.

Sebuah kalung salib tampak mengalir dari kejauhan. Kalung itu berhenti tepat di depan Zweitson. Kalung itu seperti sengaja di kirimkan orang untuknya. Pasalnya kalung yang sedari tadi hanyut mengikuti aliran sungai, bisa dengan tepat berhenti di depannya.

"Kalung siapa ini?"

Zweitson melirik ke sembarang arah, mencoba melihat ada siapa di sekitarnya. Tetapi nihil, sepertinya dari tadi di taman ini hanya ada Zweitson seorang.

"Kalung ini bukannya milik gue ya? tapi gue pake kalung ini. Terus ini kalung siapa?"

Sejenak Zweitson berfikir. Dia baru sadar kalung yang sepertinya ini, di pakai juga oleh Misel.

"Misel. Misel... Misel... Kamu disini?"

Zweitson akhirnya menggenggam kalung salib tersebut dan mulai melangkah untuk mencari sosok yang mempunyai kalung salib tersebut.

Zweitson melihat di ujung sungai ada biasan warna dari air sungai. Warna pelangi yang cantik. Saat Zweitson sedang menikmati fenomena itu, ada tangan dari arah belakang menepuknya dengan halus.

"Zwei ngapain disini?"

"Bunda?"

"Sini sayang, Bunda peluk ya."

"Zwei kangen Bunda."

"Bunda juga. Bunda udah sembuh sayang, jadi jangan khawatir lagi ya. Bunda gak akan nyakitin Zwei lagi. Bunda sekarang bakal selalu nemenin Zwei kapanpun dan dimanapun Zwei berada."

"Iya Bunda."

"Zwei kenapa bisa ada disini?"

"Zwei gak tahu Bunda. Tiba-tiba aja Zwei disini. Bunda ngapain disini?"

"Ini memang tempat Bunda sekarang sayang."

"Ngapain disini sih Bunda? Kenapa Bunda gak pulang ke rumah aja?"

"Tempat Bunda itu disini sayang. Zwei yang harusnya pulang. Jangan lama-lama disini."

"Tapiii...."

"Ikuti cahaya disana ya sayang, Zwei harus pulang."

"Gak mau, Zwei mau sama Bunda disini."

"Pulang ya, banyak orang yang nunggu kamu pulang. Nanti kita ketemu lagi. Bye sayang. I love you."

"Bundaaa.... Ini Zwei kenapa gak bisa ngendaliin kaki Zwei? Bunda tolong Zweiii... BUNDAAA...BUNDA.... ZWEI MAU SAMA BUNDAAA...."

"Bundaa...Bundaaa..."

"Zwei bangun Zwei. Gimana ini Fik? Badannya makin panas."

"Aku panggilin Mang Imbon aja deh Sel, kita ke rumah sakit aja ya."

"Iya Fik. Cepetan ya."

"Bunda..."

"Zweiii... Bangun."

ZWILLING (DEZ14'02,SAMSTAG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang