Kedua sudut bibir Verlita terus melengkung ke atas, menandakan jika dia sedang bahagia. Dua hari lalu, Hani pulang dari rumah sakit dan Randy langsung mengajaknya untuk liburan ke Bandung. Mereka akan berangkat malam ini setelah Randy pulang dari kantor. Selain karena akan pergi berlibur, hati Verlita berbunga-bunga karena Randy menepati janjinya.
Sejak Randy berangkat kerja, Verlita langsung menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa berlibur. Pakaian sudah dimasukkan ke dalam koper dan tidak lupa membawa obat serta vitamin. Bahkan, tadi siang Verlita sengaja pergi ke ATM untuk menarik uang sebab Randy selalu lupa membawa uang tunai. Meski bisa bertransaksi menggunakan kartu di zaman yang serba canggih ini, tetap saja uang tunai harus disiapkan.
Verlita bersenandung kecil sambil menarik koper dan tas kecil ke ruang tamu. Sengaja dia menyimpan semua barang, yang akan dibawa, di ruang tamu agar lebih mudah saat akan berangkat nanti. Saat melihat jam, ternyata sudah menunjukkan pukul setengah lima. Itu berarti Randy akan pulang sebentar lagi.
“Udah beres. Tinggal masak buat makan malam,” ujar Verlita, lalu berjalan menuju dapur.
Persediaan makanan di kulkas tinggal sedikit sebab Verlita sengaja mengosongkannya. Dia sengaja menghabiskan bahan makanan yang tersisa di kulkas karena rumah akan ditinggal selama beberapa hari. Di kulkas, hanya tersisa beberapa butir telur dan sebungkus tahu telur. Sebuah menu masakan langsung tebersit di kepala, dia akan memasak sup telur tahu.
Senyum di wajah Verlita masih mengembang dan sesekali terdengar senandung kecil selama dia memasak. Sungguh, Verlita sangat bahagia sebab rencana liburan yang sempat batal akhirnya tetap terlaksana, meski destinasinya berubah.
Usai masakannya matang, Verlita bergegas mandi, kemudian menuju ruang tamu sambil membawa ponsel. Dia baru sadar jika sebentar lagi Magrib, tetapi suaminya masih belum pulang. Pikirnya, mungkin jalan sedikit macet dan mengakibatkan Randy pulang terlambat.
Akan tetapi, dugaannya 100 persen salah. Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Verlita, tidak lama setelah dia duduk di ruang tamu. Senyuman yang sejak tadi mengembang di wajah ayu wanita itu perlahan meredup setelah membaca pesan singkat itu.
Hubby :
Sayang, aku ada urusan mendadak, belum bisa pulang.Verlita menghela napas panjang, lalu membalas pesan singkat suaminya.
Pulang jam berapa?
Ponsel Verlita berdering sebab Randy menghubungi dan segera diangkat.
“Halo,” sapa Verlita dengan dahi mengernyit sebab terdengar suara anak kecil menangis.
“Sayang, aku belum bisa pulang.”
“Kamu di mana, Mas? Itu ada suara anak kecil nangis.”
“Aku lagi di rumah sakit. Karyawan di kantor ada yang kecelakaan, jadi aku harus urusin dulu.”
“Pulang jam berapa?”
“Belum tahu. Kamu nggak usah nungguin, takutnya aku pulang malem.”
“Ngurus yang kecelakaan harus selama itu?”
“Dia tinggal di sini sendirian, keluarganya di luar kota. Ini mau ngehubungin mereka aja susah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
How Far I'll Go (Revisi)
RomanceKehidupan rumah tangga Verlita dan Randy yang tadinya tenang, seketika berubah saat sosok Asti hadir di antara mereka. Alasan Verlita tidak bisa memberi keturunan kepada Randy membuat pria itu tega menikah lagi dengan wanita lain. Kepercayaan Verlit...