Part 12

3.5K 262 73
                                    

Harap siapkan kata-kata mutiara untuk part ini.

Selamat membaca ❤️


⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️



Memikirkan suatu hal secara berlebihan merupakan rutinitas Verlita. Setiap hari, ada saja hal yang membuat kepalanya pening. Akhir-akhir ini, Verlita lebih sering sakit. Beberapa kali dia mengalami demam disertai muntah dan juga sakit kepala. Sakitnya itu memang karena ulah sendiri yang selalu memikirkan sesuatu secara berlebihan.

Tadi pagi, Verlita kembali mengalami mual dan muntah-muntah tidak jelas. Perutnya terasa bergejolak dan isinya perutnya seolah memaksa untuk segera dikeluarkan. Namun, saat ingin muntah, justru tidak ada yang keluar sama sekali. Dia juga merasa mudah lelah dan lebih sering tidur. Hanya saja, untuk urusan tidur, memang sering dia lakukan untuk mengistirahatkan pikirannya sejenak.

Verlita menghela napas panjang sebelum beranjak dari ranjang. Dia sedang mengumpulkan niat—menyiapkan makanan untuk Randy. Kedua kakinya terasa seperti jelly yang tidak mampu menopang tubuh, juga bokongnya terasa menempel dengan ranjang begitu erat, membuatnya sulit untuk berdiri. Namun, saat melihat jam sudah menunjukkan hampir pukul lima, dia memaksakan diri untuk beranjak dari ranjang dan segera menuju dapur.

Biasanya, hanya dengan membuka kulkas selalu langsung terlintas menu makanan apa yang akan dimasak, tetapi kali ini sebaliknya. Beberapa menit berlalu, Verlita hanya terdiam di depan kulkas yang terbuka sambil memperhatikan bahan masakan sebab bingung harus memasak apa. Rasa malas tiba-tiba menghampiri dan berakhir dia menutup kulkas. Dia hendak memesan makan melalui ojek online saja daripada bingung harus memasak apa.

Tidak sampai setengah jam, pesanan Verlita datang. Dia segera memindahkan ayam bakar ke atas piring dan menyajikannya di meja makan. Beberapa menit kemudian Randy pulang. Tampak wajahnya begitu lelah dan penampilannya sedikit kusut. Verlita yakin, Randy pasti lelah karena pekerjaan yang setiap hari membuatnya harus lembur.

“Mandi dulu, Mas,” titah Verlita saat Randy memeluknya.

Randy tidak menjawab. Dia memeluk istrinya sangat erat dan menyembunyikan kepala di ceruk leher Verlita. Terdengar juga helaan napas berat dari Randy, membuat Verlita mengernyitkan dahi.

“Kenapa, Mas?”

“Badan kamu panas?” Bukannya menjawab, Randy justru balik bertanya.

“Iya, hari ini agak nggak enak badan. Kamu kenapa?”

“Kamu sakit?”

“Sekarang udah nggak. Kamu kenapa, Mas?” tanya Verlita lagi. Dia sedikit kesal sebab Randy tidak menjawab pertanyaannya, justru terus-menerus balik bertanya.

Randy menggeleng pelan. “Nggak kenapa-napa.”

“Mau mandi dulu apa makan dulu?”

Helaan napas panjang kembali terdengar seiring Randy melepas pelukan. “Mandi dulu aja,” jawabnya, lalu meninggalkan Verlita menuju kamar.

Verlita kembali melanjutkan merapikan meja makan dan membuatkan teh hangat untuk suaminya. Sambil menunggu Randy selesai mandi, dia membuka aplikasi ojek online di ponsel. Tadi dia tidak sengaja melihat dessert box dan tiba-tiba ingin memakannya.

How Far I'll Go (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang