IX. Who??

370 55 3
                                    

Happy Reading

.

.

.

Mobil hitam sport berplat gold itu terparkir mulus pada parkiran VVIP sebuah hotel berbintang yang kini terlihat sangat meriah dengan tamu-tamu yang mulai berdatangan.

Sungguh, sebenarnya ia malas sekali untuk datang ke acara ini. Namun sayangnya ini penting, dan menyangkut bisnis dan imagenya juga. Lelah dan kurang tidur membuat badannya nyeri. Menghela nafas gusar, ia pun keluar dari mobilnya dan melangkah untuk memasuki hotel tersebut.

Sudah ia duga, sebentar lagi telinganya akan terusik dengan bunyi cekrikan fotografer dan meriahnya acara.

Menghiraukan semua itu, atensinya teralihkan pada beberapa teman beserta kolega bisnis yang memanggilnya.

Begitu sampai disana, segelas sampanye berhasil menarik perhatiannya. Meminumnya perlahan, sambil mendengar banyak ocehan yang keluar dari teman sekaligus rekan bisnisnya.

Tak lama kemudian, terdengar suara yang membuat perhatian mereka terfokuskan pada panggung yang sudah didesain se-elegan dan seindah mungkin. Itu adalah MC, pria berambut silver dengan pomet berlebihan yang sayangnya adalah teman kakaknya.

Seperti biasa ia tak banyak mengeluarkan suara, terlalu malas untuk sekedar membalas basa basi mereka yang menurutnya tidak penting. Ditambah lagi hari ini mood nya terbilang cukup buruk.

Well, as always. Begitulah hidupnya yang abu-abu, baginya tidak ada yang menarik di dunia ini. Bahkan sekalipun jika ia bisa memilih kehidupan di alam nyata atau mimpi, maka ia akan memilih alam mimpi.

.

.

.

"Kita sampai, selamat bersenang-senang"

Sakura menatap gedung yang menjulang tinggi itu biasa, pesta orang kaya. Belum lagi tamu undangan yang mulai masuk, astaga lihatlah mereka -- sangat miliarable sekali. Ino benar, bahkan ada wanita yang mengenakan mantel entah itu bulu beruang atau harimau yang tebal dan panjangnya sampai menghambiskan banyak tempat. Wow apa dia tidak keberatan dengan pakaian itu?

Ada juga yang memakai sarung tangan mewah atau topi berbunga pada kepalanya. Ini seperti pesta bangsawan juga, sepertinya orang luar juga menghadiri pesta ini.

"Menyenangkan? Entahlah, aku tak bisa membayangkan jika mereka mengajak ku berbicara soal bisnis atau apapun itu maka aku lebih memilih untuk diam seperti orang idiot atau jawaban yang keluar dari mulut ku sama sekali tidak nyambung. Mungkin lebih tepat jika aku mengatakannya pada mu, yaa selamat bersenang-senang. Ku harap kau tidak membuat kamar mu menjadi gudang"

"Ppftthh... Tidak perlu merendah untuk ditendang forehead, lagi pula bukankah itu lucu jika mereka membahas soal bisnis lalu kau membalasnya dengan hal yang berbau soal kesehatan, bagaimana cara menghindari diabetes misalnya hahahaha"

Sakura memutar bola matanya malas, kaki jenjangnya keluar satu persatu dari audi kesayangannya. Menutup pintu mobilnya lalu disusul oleh Ino yang membuka jendelanya.

"Telfon aku jika sudah selesai, kurasa aku akan menggila dengan belanjaan ku nanti"

"Iya babu, bye.."

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang