Happy Reading
.
.
.
Naruto menjedotkan kepalanya sendiri ke meja kerjanya. Kerja? Ya, ia sudah lulus dan kini sedang mengurus perusahaan kakeknya yang berada di Amerika. Ini hari ke 2 ia berurusan dengan hal semacam saham, proyek, atau banyak hal lainnya yang berhasil membuat dirinya stress.
Seharusnya ia sudah ada di Jepang bertemu dengan gadis ny- sahabatnya maksudnya. Tapi karena perintah kakeknya jadi terpaksa ia harus menelan kenyataan pait ini selama seminggu.
Dengan lesu tangannya bergerak untuk mengambil ponsel pintarnya untuk menelefon seseorang. Tak lama kemudian terdengar suara dari sebrang sana.
"Twemwe.."
'Berbicaralah yang jelas dobe'
"Hah.. ini sudah jelas!!"
'Ada apa?'
"Kau dimana sekarang?"
'Jalan'
"Hah?"
'Dasar bodoh'
"Cihh.. Makanya yang jelas dong ngomongnya, ngomong aja pelit"
'Dobe jika tidak ada hal yang penting akan ku matikan'
"Hah jangan jangan, ah sudahlah. Bolehkah kau ke kantor ku sekarang?"
'Tidak'
"Ayolah temee.. Aku ingin bertanya banyak hal, kau tak kasihan apa pada sahabat mu? Aku butuh bantuan mu"
'Kau memang bodoh'
"Ya ya baiklah, jadi tolong datang oke?"
Tut..
Naruto mencibik kesal setelah telfonnya dimatikan sepihak. Untung temen kalau tidak sudah ia cekokin natto.
Dasar Naruto, tidak sadarkah dirinya kalo ia sendiri yang membutuhkan bantuan temannya? Dasar tidak tau diri.
Naruto menatap malas berkas-berkas di hadapannya, ia mau muntah saja rasanya tiap melihat mereka. Walupun sedikit demi sedikit Naruto sudah bisa mengurus perusahaan namun tetap belum selihai kakek atau teman-temannya yang lain.
Untungnya ia memiliki teman dekat yang siap sedia membantunya dengan tidak ikhlas. Bersyukur memiliki teman yang genius, bayangkan saja dari usia belasan tahun sudah mulai membantu ayahnya mengurus perusahaan. Belum lagi saat kuliah menjadi lulusan terbaik.
Ah soal teman dekat ia jadi mengingat sahabatnya di Jepang, kira-kira bagaimana kabarnya ya? Kemarin mereka seperti biasa melakukan video call bersama dan Sakura juga sudah lulus mendapat predikat mahasiswa terbaik pula. Kadang ia mikir, teman-temannya kok pada pinter-pinter ya?
Sakura juga bercerita kalau dia sudah menjadi dokter di rumah sakit ternama di Tokyo.
Naruto langsung membuka laci mejanya dan mengambil sebuah bingkai foto yang berisikan fotonya dengan Sakura saat high school dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FantasiaBagaimana jadinya jika kehidupan dunia shinobi berakhir dan tergantikan dengan dunia di era modern dengan kota-kota yang dipenuhi gedung dan kesibukkan manusia yang tiada hentinya? Sasuke Uchiha seorang CEO perusahaan paling ternama di Jepang, pria...