XX. Mission fails

389 51 6
                                    

Happy Reading

.

.

.

Setelah kejadian itu Sakura langsung menelfon seseorang yang tentunya lebih berpengalaman jika soal ini. Bagus, tersambung.

"Halo, Ino"

"Aa.. Sakura, tumben kau menelfon ku"

Sakura memutar bola matanya malas, padahal mereka bisa hampir setiap hari bertelfon. Setelah sedikit berbasa-basi Sakura segera menanyakan perihal barang-barang itu, bersifat anonim tentunya. Bisa-bisa dirinya akan dihujani beribu pertanyaan oleh biangnya gosip.

"Tunggu.. jadi temannya teman mu mendapat banyak hadiah dari seseorang yang bukan siapa-siapa nya? Dan kau bertanya pada ku apa yang harus dia lakukan(?)"

"Iya"

"Ah teman atau.. kau nya sendiri??"

Nada bicara Ino sungguh menyebalkan sekarang, untung hanya telfon biasa.

"Teman ku tentu saja, ayolah Ino aku hanya ingin membantu"

"Ya ya baiklah, tapi aku akan menganggap teman mu ini diri mu sendiri-"

"Hei!-"

"Happ... Shutt, kau tidak perlu berkomentar, kan aku yang memberikan saran jadi terserah pada ku saja. Oh atau jangan-jangan memang benar-"

"Ino langsung saja, kau membuat ku geram"

"Ppffthh... Baiklah, menurut ku ada maksud lain dari orang yang memberikan itu, bisa jadi tertarik. Bukan siapa-siapa bukan berarti tidak pernah bertemu, pasti pernah berkenalan kecil. Kau pernah dengar soal cinta pandangan pertama? Bisa jadi itu. Dan yang harus dilakukan adalah.. menerimanya dengan rasa bangga terhadap diri sndiri karena diidamankan oleh seseorang hahahaha"

"OH ASTAGA SAKURA KU ADA YANG DEKETIN- OH TIDAK TIDAK.. Kau kan memang sudah banyak yang deketin. MAKSUD KU YANG DEKETIN SAKURA KU MAKIN BERTAMBAH, OH YEAH!! KAU KEREN SAYANG"

Sakura menutup kedua telinga mendengar sura nyaring Ino, "Ino!!"

Tut..

Ia langsung memutus sambungan mereka, mendengar tawa sahabatnya yang tidak berhenti-berhenti membuatnya jengkel sendiri. Sakura bahkan tidak memberi tahu kalau yang mengalami itu adalah dirinya sendiri pada Ino. Tapi lihatlah insting nya yang menyebalkan itu, benar-benar lulus dari kategori insting seorang emak-emak.

Tidak heran jika dulu di sekolah Ino lah pusatnya segala pergosipan, bahkan dugaannya selalu benar. Karna itu banyak yang memercayainya, sekali dengar pasti langsung percaya. Sahabatnya itu memang sangat dasyat.

Apalagi jika soal asmara, seharusnya memang Ino ahlinya. Bahkan dulu sampai banyak gadis atau laki-laki yang mendatangi Ino untuk menanyakan perihal bagaimana cara mendekati seseorang. Sakura hanya bisa cengo melihat itu, seharusnya sekalian saja membuat kursus. Kan hasilnya lumayan.

Yaa karena itu Sakura bertanya soal hadiahnya kepada Ino, ternyata sangat tidak membantu. Entah memang hanya karena dirinya yang beranggapan begitu atau yang dikatan Ino memang ada benarnya. Lagi pula sebilan puluh sembilan persen ia tidak begitu percaya.

Sepertinya pilihan yang paling tepat adalah dengan bertanya langsung pada pria itu dan melihat bagaimana reaksinya secara langsung. Sungguh, selama ini ia memang hanya bertanya lewat pesan dan.. tau sendiri bagaimana jawabannya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang