Happy Reading
.
.
.
Ino bergerak gelisah di dalam mobilnya, ia menggigit kuku cantiknya sebagai pelampiasan untuk berfikir, tak peduli bahwa kukunya baru dihias seindah mungkin kemarin.
Tidak, Ino memang tidak jadi berbelanja. Tapi bukan itu masalahnya, lagi pula memang niat berbelanjanya hanya untuk membohongi sahabatnya. Masalahnya adalah ia belum melihat Sakura sekarang, ditelfon juga tidak aktif.
Seakan mendapat pencerahan Ino langsung meraih ponselnya dengan cepat saat mendengar bunyi panggilan, pasti itu Sakura pikirnya positif. Namun begitu melihat nama yang tertera pada layar seketika ia mematung, bahkan menelan ludah saja susah untuk merilekskan kembali tubuhnya.
Dengan tangan bergetar ia menggeser tombol hijau itu lalu mengangkat telfonnya setelah menghirup napasnya dalam-dalam.
"Astaga aku sangat gugup, Ino apa kau punya tips untuk membuat ku lebih rileks?"
"Ah-ha-ha-ha.. Eekhmm, bagaimana ya.. Itu- Ah kalau kau belum siap kita bisa membatalkannya" Ujarnya takut-takut, ia sampai menutup matanya seolah orang yang berada di dalam telfonnya sedang ada di depannya.
"Batal? Apa kau gila?? Tidak tidak, jika saran mu hanya itu lebih baik aku tidak menanyakannya. Sial, kau membuat ku merasa takut.. Saran mu buruk sekali"
Suara di seberang sana terdengar kesal, Ino menutup wajahnya prustasi dengan sebelah tanganya yang menopang pada jendela mobil.
"Hei maaf, aku tidak berma-"
"Sudahlah, aku akan segera kesana. Ku harap semuanya sudah ada"
Tut..
Ino membenturkan kepalanya sendiri ke stir mobil, kepalanya pening karena terpaksa menerima bahwa rencananya kemungkinan besar gagal. Baiklah ia tidak terlalu mempermasalahkan kekecewaan dirinya, lagipula ini bukan sepenuhnya rencananya. Ia hanya membantu, karna itu.. Ino merasa bersalah sekarang.
Menghela napas lelah, Ino segera mematikan mesin mobilnya.
"Aku ingin membanting ponselnya setelah ini"
.
.
.
Sekarang disinilah mereka berada, sebuah restaurant mewah yang mendominasi makanan Italy. Sakura memakan lasagna nya dengan nikmat sedangkan pria di depannya tidak menyentuh makanannya sedikit pun. Kenapa dipesan jika dilihat pun tidak, dasar orang kaya -- pikir Sakura.
"Kau suka makanan dingin ya?" Tanya Sakura lalu melahap lagi makanannya. Pria itu masih setia memandangnya, yaampun apa yang salah dengannya?
"Hei makanan mu di depan, bukan di wajah ku" Tegurnya lagi namun tetap tidak menerima respon apapun.
"Ekhm..." Sakura berdehem bermaksud untuk menyadarkan pria di depannya, hasilnya nihil.
Baiklah lebih baik ia siram dengan wine di sampingnya atau melempar sendok ke kepala ayam pria itu?
Well, karna pada dasarnya Sakura gadis yang baik, ramah dan tidak sombong. Maka yang ia lakukan hanya menggoyangkan tangannya tepat di depan wajah pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FantasyBagaimana jadinya jika kehidupan dunia shinobi berakhir dan tergantikan dengan dunia di era modern dengan kota-kota yang dipenuhi gedung dan kesibukkan manusia yang tiada hentinya? Sasuke Uchiha seorang CEO perusahaan paling ternama di Jepang, pria...