Happy Reading
.
.
.
Lima menit berlalu, waktunya terbuang begitu saja untuk mempertimbangkan pilihannya. Segera tidur atau menelfon balik nomor tidak dikenal itu. Sakura penasaran, apakah itu panggilan penting? Bagaimana kalau dari pihak rumah sakit? Ditambah lagi panggilan tidak terjawab sebanyak dua kali. Bisa jadi dari anak baru yang masih memiliki banyak pertanyaan.
Namun ini sudah tengah malam, mungkinkah orang itu masih terjaga? Apa sebaiknya ia telfon nanti pagi saja, sepertinya jangan. Lebih baik ia telfon sekarang dan jika tidak diangkat maka ia tidak perlu menelfonnya lagi besok pagi.
Panggilan itu hampir saja terputus jika tidak tersambung beberapa detik sebelumnya. Sakura tidak langsung berbicara, ia menunggu orang itu untuk mulai duluan.
Tiba-tiba terdengar suara deheman dari sana, astaga.
"Dokter Sakura, benar?"
Sakura ingin meleleh sekarang juga. Suara bariton ini, panggilan maut ini, ia jadi ingat seseorang.
Sadar hei.
"Kau.. Sasuke?"
"Hn"
Ah ternyata benar, Sakura tidak mendengar kata hai, hallo, selamat malam, atau sapaan lainnya tadi. Yang langsung ia dengar adalah pertanyaan, tanpa basa basi. Karena itu memang ciri khas pasiennya, Sasuke Uchiha seorang.
Lucu sekali membicarakan ciri khas, seperti ia sudah kenal lama saja.
Tunggu dapat dari mana nomor telfonnya, apa dia.. Ah bodoh sekali, tentu saja dari pihak rumah sakit. Sepertinya Sakura tak perlu bertanya lagi.
"Ada apa?"
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya, kau yang menelfon duluan jika lupa"
Mungkin pria itu sedang memasang ekspresi tersadar.
"Kau benar"
Hening lagi, Sakura sampai meremas selimutnya sendiri karena bingung.
"Jadi.. Ada apa?"
Percakapan berlangsung dengan lancar, ternyata pria itu bertanya mengenai gips nya. Seperti bagaimana cara merawat gips dengan baik dan benar atau mengapa terkadang terasa gatal di bagian yang terkena gips ataupun area sekitarnya.
Awalnya Sakura merasa bingung mengapa Sasuke perlu bertanya hal seperti itu karena setaunya Sasuke pasti sudah dijelaskan banyak hal terkait pengobatan tulangnya oleh dokter spesialis tulang tentunya.
Sesekali Sakura terkekeh, ia jadi memikirkan hal lain. Jikalau pria itu lupa seharusnya bisa lihat di internet saja, selain itu melihat Sasuke yang masih terjaga di jam segini pun membuatnya heran.
"Pastikan gips mu tidak terkena air, jangan lupa untuk selalu memakai sarung gips yang diberikan dokter Gaara saat kau ke kamar mandi"
Sasuke diam sejenak entah kenapa, namun setelahnya tetap menjawab. "Aa, terima kasih". Itupun sehabis ia sahut lagi.
Sakura sudah berbaring di tempat tidurnya, jika dipikir-pikir ia terlihat seperti sedang sleep call-an dengan kekasihnya. Sialan, lupakan itu.
"Ngomong-ngomong, kenapa nomor ku yang kau minta? Kau mendapatkannya dari pihak rumah sakit bukan?"
"Karna kau yang merawat ku"
"Tapi bukan aku dokter spesialisnya"
Seharusnya memang begitu, Sasuke masih memerlukan pengobatan pada tangannya maka dokter yang dikhususkan untuk berkonsultasi seharusnya dokter spesialis tulang. Yaa walaupun ia juga bisa sebenarnya karena pertanyaan-pertanyaan tadi masih bersifat umum, tapi lebih dianjurkan saja berkonsultasi dengan dokter spesialisnya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FantasyBagaimana jadinya jika kehidupan dunia shinobi berakhir dan tergantikan dengan dunia di era modern dengan kota-kota yang dipenuhi gedung dan kesibukkan manusia yang tiada hentinya? Sasuke Uchiha seorang CEO perusahaan paling ternama di Jepang, pria...